Insiden runtuhnya dua jembatan di perbatasan Rusia-Ukraina menyisakan duka mendalam. Internationalmedia.co.id melaporkan, penyelidikan otoritas Rusia mengklasifikasikan kejadian tersebut sebagai aksi terorisme. Tujuh orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat peristiwa yang terjadi Sabtu malam hingga Minggu dini hari itu.
Menurut laporan, ledakan menjadi penyebab utama ambruknya jembatan jalan raya dan jembatan kereta api di wilayah Bryansk dan Kursk. Komite Investigasi Rusia menyatakan jembatan jalan raya di Bryansk runtuh pukul 19.50 waktu setempat akibat ledakan, sementara jembatan kereta api di Kursk ambruk sekitar pukul 03.00 dini hari. Meskipun belum ada pernyataan resmi mengenai dalang di balik insiden ini, Andrey Klishas, anggota parlemen senior partai berkuasa, langsung menuding Ukraina sebagai pihak yang bertanggung jawab, menyebutnya sebagai "kantong teroris." Pihak Ukraina sendiri belum memberikan tanggapan resmi.
Insiden di Bryansk mengakibatkan kereta api tergelincir setelah jembatan jalan raya ambruk menimpa rel. Kementerian darurat Rusia dan pejabat regional melaporkan tujuh korban jiwa dan 69 orang luka-luka dalam peristiwa ini. Sementara itu, di Kursk, jembatan kereta api yang runtuh menimpa jalan raya, menyebabkan kereta barang tergelincir. Gubernur wilayah Kursk, Alexander Khinshtein, melaporkan salah satu masinis mengalami cedera kaki.
Kejadian ini menambah daftar panjang insiden sabotase yang terjadi di Rusia sejak invasi ke Ukraina pada tahun 2022. Rusia kerap menggunakan jaringan kereta api untuk mengirimkan pasukan dan persenjataan ke medan perang, sehingga infrastruktur kereta api menjadi target serangan. Hingga saat ini, masih belum dipastikan apakah kedua insiden runtuhnya jembatan di Bryansk dan Kursk saling terkait. Penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengungkap seluruh detail kejadian dan pihak yang bertanggung jawab.
