JAKARTA—Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia MATAKIN, Xs. Budi S. Tanuwibowo menjadi salah satu pembicara dalam Forum Titik Temu tahun 2023 dengan tema “Merayakan Indonesia: Suara Kultural untuk Pemimpin Nasional 2024” diselenggarakan oleh Nurcholish Madjid Society bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Barokah, Jaringan Gusdurian, dan Maarif Institute, di Balai Sarbini Jakarta, Sabtu (26/8)
Dalam paparannya, Xs. Budi S. Tanuwibowo menyampaikan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada tiga pendekar yaitu KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mencambut Inpres 14 tahun 1967 sehingga perayaan Imlek diperbolehkan, kemudian Cak Nurcholis Madjid dan Buya Syafii Maarif yang senantiasa membela Agama Khonghucu habis-habisan ketika dimarjinalkan, dan ketiganya merupakan Anggota Kehormatan MATAKIN.
“Suatu hari, Nabi Khonghucu ditanya oleh salah satu muridnya, bagaimana sebuah pemerintahan berjalan baik, Khonghucu menjawab ada tiga hal, pertama sandang, pangan papan, kedua pertahanan yang kuat, ketiga Pemimpin yang dapat dipercaya, namun jika harus memilih diantara ketiganya maka saya pilih pemimpin yang dapat dipercaya dan bersatu padu dengan rakyatnya. membawa negaranya ke arah yang lebih maju,“ ujar Budi.
Lebih lanjut Budi mengatakan untuk melihat pemimpin yang kita pilih ke depan, dirinya mencoba melihat dari sisi holistik. Dari atas pemimpin harus menjadi guru spiritual, pemimpin yang menyatukan, kemudian ke bawah, pemimpin yang sadar memberi ruang kepada pemimpin selanjutnya agar lebih baik dari dia, ke belakang pemimpin yang mampu memelihara budaya bangsanya, di kiri pemimpin yang senantiasa belajar, di kanan, yaitu pemimpin yang mampu merangkul semuanya, dan terakhir ke depan pemimpin memberi ruang kepada generasi muda.
Pada forum tersebut, selain pembicara dari tokoh lintas agama juga menghadirkan pembicara dari para ahli dan cendekiawan dari berbagai latar belakang, di antaranya Yudi Latif dan Ari Dwipayana (Staf Khusus Presiden).
Turut hadir pada Forum Titik Temu tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang mewakili Presiden RI, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Direktur Pusat Studi al-Quran Prof. Dr. KH. Muhammad Quraish Shihab, Pendiri Yayasan Puan Amal Hayati, Shinta Nuriyah Wahid, Ketua Dewan Pembina Nurcholis Madjid Society Omi Komaria Nurcholish Madjid serta Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, dan Ws. Chandra Setiawan mewakili MATAKIN. ***