Arab Saudi menegaskan komitmennya untuk mengakhiri konflik di Gaza. Internationalmedia.co.id melaporkan pernyataan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, yang disampaikan dalam konferensi pers bersama Menlu Rusia Sergey Lavrov di Moskow. Pangeran Faisal menekankan bahwa gencatan senjata permanen di Jalur Gaza merupakan prioritas utama Riyadh, bahkan sebelum normalisasi hubungan dengan Israel.
Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respon atas pertanyaan wartawan mengenai kemungkinan normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel. Pangeran Faisal dengan tegas menyatakan bahwa Riyadh memprioritaskan penghentian perang di Gaza sebagai langkah awal pembentukan negara Palestina. "Kami menyerukan gencatan senjata segera, permanen, dan berkelanjutan di Jalur Gaza sebagai pendahuluan untuk pembentukan negara Palestina," tegasnya. Ia juga mengkritik tindakan Israel yang dinilai telah menghancurkan Gaza dan menyebabkan jatuhnya korban sipil, menyebutnya tindakan yang tidak perlu dan tidak dapat diterima.

Posisi Arab Saudi ini sejalan dengan pendirian mereka sebelumnya, yang menyatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel hanya akan terjadi setelah terbentuknya negara Palestina. Berbeda dengan pernyataan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan menolak seruan untuk mengakhiri perang di Gaza sebagai bagian dari pertukaran pembebasan sandera yang ditahan Hamas.
Sementara itu, laporan media Ibrani menyebutkan Netanyahu tengah berkolaborasi dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk merumuskan rencana mengakhiri konflik Gaza. Rencana tersebut disebut-sebut akan menyertakan komitmen baru Israel terhadap solusi dua negara sebagai bagian dari kesepakatan normalisasi hubungan dengan Suriah, Arab Saudi, dan negara-negara lain setelah berakhirnya perang dengan Iran. Pangeran Faisal sendiri menyatakan bahwa Arab Saudi berharap pada kepemimpinan Trump untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Pernyataan Pangeran Faisal ini muncul sehari setelah Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman, melakukan kunjungan rahasia ke Gedung Putih untuk bertemu dengan Presiden Trump. Kunjungan tersebut, yang dilaporkan oleh Al Arabiya dan Fox News, membahas berbagai isu penting, termasuk deeskalasi dengan Iran, negosiasi nuklir, langkah-langkah normalisasi dengan Israel, kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza, serta perdamaian di Timur Tengah. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Gedung Putih terkait kunjungan tersebut.