Sunday, 28 April 2024

Search

Sunday, 28 April 2024

Search

BI Catat Aliran Modal Asing Masuk Indonesia Rp22 Triliun

Gubernur BI Perry Warjiyo.

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing khususnya dalam bentuk investasi portofolio ke pasar keuangan domestik terus berlanjut. Secara kumulatif sejak awal tahun sampai 18 Maret 2024 nilainya sebesar US$1,4 miliar atau setara Rp 22 triliun (kurs Rp 15.732).

“Aliran masuk modal asing, khususnya investasi portofolio, terus berlanjut sehingga secara kumulatif sejak awal tahun hingga 18 Maret 2024 masih mencatat net inflows sebesar US$1,4 miliar,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo  dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Maret 2024 di kantornya, Jakarta, Rabu (20/3).

Perry menyebut angka itu tercapai setelah sempat terjadi aliran dana keluar pada Maret 2024. “Dipicu masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” ujarnya.

Sejalan dengan arus modal yang masuk itu, neraca pembayaran Indonesia 2024 diperkirakan tetap baik dan mencatatkan surplus dengan transaksi berjalan dalam kisaran defisit rendah 0,1-0,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan melanjutkan surplus didukung oleh aliran masuk modal asing yang dipengaruhi persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik. “Neraca pembayaran Indonesia tetap baik sehingga mendukung ketahanan eksternal,” ucap Perry.

Dari posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2024 tercatat sebesar US$144 miliar. Jumlah itu setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI juga melaporkan nominal transaksi perbankan digital (digital banking) mencapai Rp5.103,03 triliun pada Februari 2024 atau tumbuh 19,72 persen secara tahunan (year on year/yoy), didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.

“Sementara nominal transaksi Uang Elektronik meningkat 44,24 persen (yoy) sehingga mencapai Rp80,03 triliun,” kata Perry.

Lebih jauh Perry menuturkan kinerja transaksi sistem pembayaran tetap kuat. Transaksi BI-RTGS pada Februari 2024 meningkat 8,96 persen (yoy) sehingga mencapai Rp12.916,42 triliun. Transaksi BI-FAST tumbuh 36,45 persen (yoy) mencapai Rp478,42 triliun. Nominal transaksi QRIS tumbuh 161,51 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 46,98 juta dan jumlah merchant mencapai 31,27 juta.

Selanjutnya nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp566,65 triliun atau turun 8,81 persen (yoy). Dari sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) meningkat 11,89 persen (yoy) sehingga menjadi Rp1.013,05 triliun.

Terkait suku bunga acuan BI rate, Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6%, suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,25% dan suku bunga lending facility tetap 6,75%.***

Vitus DP

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media