Internationalmedia.co.id melaporkan, ketegangan India-Pakistan kembali memanas. Setelah Pakistan lebih dulu menutup wilayah udaranya untuk pesawat India pada 24 April lalu, kini giliran India yang membalas. Mulai Rabu (30/4) waktu setempat, langit India dinyatakan tertutup bagi seluruh pesawat Pakistan, baik sipil maupun militer. Larangan ini berlaku hingga 23 Mei mendatang, demikian disampaikan otoritas India melalui pemberitahuan resmi kepada operator penerbangan.
Langkah ini diambil menyusul serangan mematikan di Kashmir pada 22 April yang menewaskan 26 turis. India menuduh Pakistan berada di balik serangan tersebut, tuduhan yang dibantah keras oleh Islamabad. Sejak insiden itu, kedua negara terlibat baku tembak di perbatasan Kashmir, saling mengusir warga negara masing-masing, dan meningkatkan tensi politik.

Situasi semakin memanas setelah Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Ia mengklaim memiliki informasi intelijen yang kredibel bahwa India berencana melancarkan serangan militer dalam waktu 24 hingga 36 jam. Tarar menuduh India akan menggunakan insiden Pahalgam di Kashmir sebagai dalih untuk agresi militer. Pernyataan ini muncul setelah beredar kabar Perdana Menteri India, Narendra Modi, memberikan wewenang penuh kepada militer untuk menentukan sendiri cara dan waktu merespon serangan di Kashmir.
Ketegangan di antara dua negara bersenjata nuklir ini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih besar. Dunia internasional pun menantikan perkembangan selanjutnya dengan penuh harap agar situasi dapat dikendalikan dan dihindari perang terbuka.