Serangan rudal India ke wilayah Pakistan telah menewaskan tiga warga sipil, memicu ancaman pembalasan dari Islamabad. Internationalmedia.co.id melaporkan, insiden ini merupakan eskalasi terbaru dari ketegangan antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut.
Pemerintah India mengklaim serangan tersebut sebagai operasi presisi yang menargetkan "kamp-kamp teroris" di Kashmir yang dikuasai Pakistan. Namun, Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, membantah klaim tersebut dan menegaskan bahwa serangan itu menewaskan tiga warga sipil, termasuk seorang anak. Lima lokasi menjadi sasaran serangan, tiga di Kashmir yang dikuasai Pakistan dan dua lainnya di Provinsi Punjab. Laporan dari koresponden internationalmedia.co.id di lokasi kejadian menyebutkan beberapa ledakan keras terdengar di Kashmir dan Punjab.
Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, menyebut serangan India sebagai "provokasi keji" dan memperingatkan akan ada pembalasan pada waktu yang mereka tentukan. India sendiri kemudian menuduh Pakistan membalas dengan tembakan artileri melintasi Garis Kontrol, perbatasan de facto di Kashmir.
Ketegangan antara kedua negara meningkat tajam setelah serangan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikuasai India pada 22 April lalu, yang menewaskan 26 orang. India menuding Pakistan berada di balik serangan tersebut, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Islamabad. Sejak 24 April, kedua negara terlibat baku tembak di sepanjang Garis Kontrol.
Serangan rudal terbaru ini menjadi peningkatan signifikan dalam konflik yang telah berlangsung selama berhari-hari. Presiden AS Donald Trump, menanggapi insiden ini, berharap pertempuran akan segera berakhir. Dunia internasional pun tengah menyoroti situasi yang semakin genting ini, mendesak kedua negara untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memicu perang besar. Konflik ini menyoroti kembali sejarah panjang pertikaian antara India dan Pakistan, yang telah berkali-kali berselisih sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947.
