Amerika Serikat (AS) lagi-lagi menjadi penghalang perdamaian di Gaza. Internationalmedia.co.id melaporkan, AS memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen antara Israel dan Hamas. Resolusi tersebut juga menyerukan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza.
Penjabat Duta Besar AS untuk PBB, Dorothy Shea, menyatakan penolakan negaranya karena resolusi tersebut dinilai gagal mengutuk Hamas dan tak menyerukan kelompok tersebut untuk melucuti senjata serta meninggalkan Gaza. Shea juga mengklaim resolusi ini akan menghambat upaya AS dalam memediasi gencatan senjata. Sikap AS ini tak mengejutkan mengingat hubungan dekat dan pasokan senjata AS kepada Israel.

Meskipun 14 negara anggota DK PBB mendukung resolusi tersebut, veto AS memastikan resolusi tersebut kandas. Krisis kemanusiaan di Gaza yang mencengkeram lebih dari 2 juta penduduknya semakin memprihatinkan, dengan kelaparan mengancam dan akses bantuan masih terbatas. Serangan Israel yang kembali dilancarkan pasca berakhirnya gencatan senjata dua bulan lalu semakin memperburuk situasi. Pihak berwenang Gaza melaporkan puluhan korban jiwa akibat serangan tersebut, sementara Israel juga mengaku kehilangan satu tentara.
Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, mengecam tindakan Israel yang dianggapnya tidak dapat dibenarkan, tidak proporsional, dan kontraproduktif. Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menuding negara-negara yang mendukung resolusi tersebut memilih jalan yang salah dan justru akan memicu lebih banyak teror. Hamas sendiri mengecam veto AS sebagai bukti bias buta pemerintah AS terhadap Israel. Resolusi yang ditolak tersebut juga menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan pihak lain.