Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan tegas menolak segala bentuk perdamaian yang mengorbankan wilayah negaranya. Hal ini disampaikan Zelensky melalui konferensi video pada sebuah pertemuan puncak yang diselenggarakan Polandia, seperti yang dilaporkan Internationalmedia.co.id mengutip AFP, Rabu (30/4/2025). Sikap tegas ini muncul di tengah isu usulan Amerika Serikat (AS) untuk membekukan garis depan dan menerima kendali Rusia atas Krimea, yang direbut secara ilegal pada 2014.
Zelensky menekankan pentingnya perdamaian yang adil tanpa memberikan Putin keuntungan teritorial. "Kita semua menginginkan perang ini berakhir dengan adil, tanpa hadiah bagi Putin, terutama tanpa tanah," tegasnya. Pernyataan ini sekaligus membantah spekulasi yang menyebut Ukraina akan menyerahkan Krimea sebagai bagian dari perjanjian damai. Bahkan, Presiden AS Donald Trump sebelumnya sempat menyatakan keyakinannya bahwa Zelensky mungkin akan menyerahkan semenanjung tersebut.

Rusia sendiri terus ngotot mempertahankan wilayah-wilayah Ukraina selatan dan timur yang telah didudukinya, bahkan menuntut Kyiv menyerahkan lebih banyak lagi. Akibat invasi Rusia pada 2022, Moskow kini menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina, menimbulkan korban jiwa ribuan orang dan kerusakan infrastruktur yang luar biasa. Washington sendiri menyebut minggu ini sebagai ‘minggu krusial’ bagi upaya perdamaian, menandakan betapa rumit dan menentukannya negosiasi yang sedang berlangsung.