Internationalmedia.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan ultimatum tegas kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin. Trump menyatakan tidak akan bersedia bertemu dengan Putin kecuali ada jaminan keseriusan untuk mencapai kesepakatan dalam mengakhiri konflik di Ukraina. Pernyataan ini disampaikan Trump kepada wartawan di Air Force One saat menuju Asia, Minggu (26/10/2025).
Trump menegaskan dirinya enggan membuang waktu untuk pertemuan yang tidak produktif. "Saya harus tahu bahwa kita akan mencapai kesepakatan. Saya tidak akan membuang-buang waktu saya," ujarnya. Meskipun mengakui memiliki hubungan baik dengan Putin, Trump merasa kecewa dengan pembatalan pertemuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Kekecewaan Trump memuncak setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak raksasa Rusia. Sanksi ini menyusul keluhan bahwa pembicaraan dengan Putin mengenai konflik Ukraina tidak membuahkan hasil. Trump, yang sebelumnya menunda penerapan sanksi, akhirnya mengambil tindakan tegas setelah rencana pertemuan puncak di Budapest gagal terwujud.
Meskipun demikian, Trump berharap sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil hanya bersifat sementara, dengan harapan "perang akan berakhir." Putin sendiri mengakui bahwa sanksi tersebut "serius," namun menekankan bahwa dampaknya tidak akan merusak perekonomian Rusia secara signifikan. Ia juga menyebut sanksi itu sebagai "tindakan tidak bersahabat" yang tidak membantu pemulihan hubungan Rusia-AS.
Terlepas dari ketegangan ini, Putin menyatakan tetap terbuka untuk berdialog dengan Trump. Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyambut baik sanksi AS sebagai "pesan yang kuat dan sangat dibutuhkan bahwa agresi tidak akan dibiarkan begitu saja." Uni Eropa juga telah menjatuhkan sanksi keras terhadap sektor minyak dan gas Rusia, sejalan dengan langkah-langkah yang diambil oleh Amerika Serikat.

