JAKARTA (IM) – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Firli Bahuri, mejalani pemeriksaan yang keempat kalinya sebagai tersangka kasus pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Barekrim Polri, Jumat (19/1).
Berdasarkan pantauan, Firli Bahuri tiba di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, sekitar pukul 08.36 WIB. Firli mengenakan kemeja putih dan celana hitam.
Kepada awak media, ia mengatakan siap mengikuti pemeriksaan.
“Kita ikuti saja (pemeriksaan hari ini). Alhamdulillah sehat,” kata Firli Bahuri di Bareskrim Polri.
Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan pemeriksaan tambahan terhadap Firli Bahuri dilakukan di Gedung Dittipidkor Bareskrim Polri pada pukul 09.00 WIB.
Pemeriksaan terhadap para saksi untuk melengkapi berkas perkara yang sebelumnya dikembalikan oleh kejaksaan.
Sementara itu, Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi (Wadirtipidkor) Bareskrim Polri, Kombes Arief Adiharsa mengatakan, setidaknya ada 13 pertanyaan yang diajukan penyidik gabungan kepada Firli.
“Sudah selesai (pemeriksaan). Ada 13 pertanyaan (yang diajukan penyidik kepada Firli),” kata Arief kepada wartawan, Jumat (19/1).
Meski begitu, Arief enggan menjelaskan apa saja isi pertanyaan yang diajukan penyidik kepada purnawirawan jenderal polisi bintang tiga itu.
Berdasarkann pantauan, sekitar pukul 12.10 WIN, Firli Bahuri terlihat ke luar dari ruang pemeriksaan Bareskrim PolriFirli Bahuri. Hanya saja Firli tidak melalui jalanan yang biasa untuk tamu dari luar Mabes Polri.Tapi, Firli ke luar melalui pintu Sekretariat Umum (Sektum).
Kepada para wartawan, Firli Bahuri mangaku telah memberikan seluruh keterangan t sesuai dengan permintaan penyidik.
“Semua sudah kita berikan sesuai dengan permintaan penyidik ya. Oke kita ikuti aja selanjutnya ya. Terima kasih,” ujar Firli kepada wartawan seraya masuk ke mobilnya.
Sebelumnya beredar issu bahwa penetapan Firli Bahuri sebagai tersangka merupakan serangan balik karena dilakukan sehari setelah KPK menjerat pengusaha Muhammad Suryo dalam kasus dugaan korupsi DJKA Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
