Internationalmedia.co.id melaporkan, serangan rudal dari Yaman di dekat Bandara Ben Gurion, Israel, memicu reaksi keras dari Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz. Gantz bersumpah akan membalas serangan tersebut dengan kekuatan yang jauh lebih besar. "Siapa pun yang menyerang kami, akan kami serang tujuh kali lipat," tegasnya, seperti dikutip dari laporan AFP, Minggu (5/4/2025).
Insiden ini sempat memaksa otoritas bandara untuk menghentikan sementara penerbangan dan lalu lintas kereta api menuju bandara. Polisi juga mengimbau masyarakat untuk menjauhi area tersebut. Meskipun penerbangan kini telah kembali beroperasi normal, gambar dan video yang beredar di media sosial menunjukkan kerusakan akibat dampak rudal, termasuk puing-puing dan asap hitam membumbung tinggi.

Militer Israel menyatakan rudal tersebut berhasil mencapai area sekitar bandara setelah beberapa upaya pencegatan gagal. Mereka menambahkan bahwa proses evaluasi terhadap efektivitas pencegatan masih berlangsung. Serangan ini merupakan yang ketiga kalinya dalam tiga hari terakhir, menurut laporan Pasukan Pertahanan Israel.
Kelompok pemberontak Houthi, yang didukung Iran dan menguasai sebagian besar Yaman, belum secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan terbaru ini. Namun, juru bicara Houthi, Yahya Saree, sebelumnya menyatakan bahwa peluncuran rudal sebelumnya menargetkan fasilitas militer Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina. Saree menyebut rudal tersebut sebagai "Palestina 2".
Sebagai respons atas serangan-serangan tersebut, Israel telah beberapa kali melancarkan serangan balasan terhadap target-target Houthi di Yaman, termasuk pembangkit listrik dan pelabuhan laut pada Januari lalu. Serangan-serangan yang lebih besar juga telah dilakukan oleh militer AS dalam beberapa pekan terakhir, menyasar kelompok Houthi yang aktivitasnya di Laut Merah telah mengganggu perdagangan global. Insiden ini semakin memperkeruh situasi geopolitik yang sudah tegang di kawasan tersebut.