Internationalmedia.co.id melaporkan, serangan brutal Rusia kembali menghantam Ukraina, menewaskan sedikitnya lima warga sipil dan melukai belasan lainnya. Serangan yang terjadi Sabtu dini hari waktu setempat tersebut menyasar kota Kherson dan Kharkiv. Di Kherson, serangan terhadap sebuah gedung bertingkat menewaskan sepasang suami istri, menurut Gubernur Kherson, Oleksandr Prokudin. Sementara di Kharkiv, tiga warga sipil lainnya meregang nyawa dan sedikitnya 17 orang mengalami luka-luka.
Wali Kota Kharkiv, Igor Terekhov, menyebut serangan ini sebagai yang terkuat sejak perang dimulai. Ia mencatat rentetan serangan rudal, drone buatan Iran, dan bom berpemandu yang terjadi secara bersamaan. Laporan dari AFP menyebutkan, hingga pukul 04.40 waktu setempat, sedikitnya 40 ledakan mengguncang kota tersebut selama satu setengah jam. Ancaman serangan udara pun masih terus berlangsung. Gubernur Kharkiv, Oleg Synegubov, menambahkan bahwa korban luka termasuk dua anak-anak. Tim medis telah memberikan pertolongan pertama kepada para korban.

Tragedi ini terjadi beberapa minggu setelah pasukan Rusia mempercepat laju serangannya, sementara negosiasi gencatan senjata terbaru gagal menghasilkan kesepakatan. Ukraina telah beberapa kali mengusulkan gencatan senjata 30 hari tanpa syarat, namun Rusia, yang menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, terus menolak tawaran tersebut. Di kota Lutsk, dekat perbatasan Polandia, tim penyelamat juga menemukan korban tewas kedua akibat serangan pada hari sebelumnya, seorang wanita berusia 20-an tahun. Serangan-serangan beruntun ini semakin memperparah situasi kemanusiaan di Ukraina dan menggarisbawahi kebuntuan perundingan perdamaian.