Sekolah Jadi Kuburan: 20 Nyawa Melayang di Gaza

Sekolah Jadi Kuburan: 20 Nyawa Melayang di Gaza

Serangan brutal Israel kembali memakan korban. Internationalmedia.co.id melaporkan, sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan yang terjadi Senin (26/5) di sebuah sekolah di Gaza yang menjadi tempat berlindung ratusan pengungsi. Jumlah korban jiwa ini meningkat dari laporan awal yang menyebutkan 13 orang tewas.

Mahmud Bassal, juru bicara pertahanan sipil Gaza, menyatakan kepada AFP bahwa sebagian besar korban adalah anak-anak. Lebih dari 60 orang lainnya mengalami luka-luka dalam insiden yang digambarkannya sebagai pembantaian mengerikan. Serangan tersebut terjadi di Sekolah Fahmi Al-Jarjawi, di lingkungan Al-Daraj, Kota Gaza.

Sekolah Jadi Kuburan: 20 Nyawa Melayang di Gaza
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Pihak militer Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan militan Hamas dan Jihad Islam yang beroperasi di dalam bangunan sekolah tersebut. Mereka menyebut lokasi itu sebagai pusat komando dan kendali kelompok tersebut. Pernyataan ini menuai kecaman internasional mengingat sekolah tersebut menjadi tempat berlindung bagi warga sipil yang mengungsi.

Sehari sebelumnya, serangan Israel lainnya telah menewaskan 22 orang dan melukai puluhan lainnya di Gaza. Israel sendiri telah mengerahkan puluhan ribu pasukan cadangan dalam upaya yang mereka sebut sebagai upaya untuk "mengalahkan Hamas".

Reaksi internasional pun beragam. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang selama ini dikenal sebagai pendukung kuat Israel, menyatakan keinginannya untuk mengakhiri konflik secepatnya. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, menyerukan embargo senjata terhadap Israel dan bantuan kemanusiaan tanpa syarat untuk Gaza. Ia menyebut situasi di Gaza sebagai "luka terbuka" bagi kemanusiaan. Para pemimpin dunia lainnya yang berkumpul di Madrid juga menyerukan diakhirinya konflik yang mereka sebut "tidak manusiawi" dan "tidak masuk akal". Organisasi kemanusiaan sendiri menyatakan bahwa bantuan yang diberikan saat ini masih jauh dari cukup untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi.

Also Read

Tags

Tinggalkan komentar