Kemenangan telak Anthony Albanese dalam pemilihan umum Australia mengejutkan banyak pihak. Internationalmedia.co.id melaporkan, Albanese berhasil mengamankan masa jabatan kedua berturut-turut, sebuah prestasi yang belum pernah dicapai oleh Perdana Menteri Australia lainnya dalam dua dekade terakhir. Ini menjadi tonggak sejarah baru bagi politik Negeri Kanguru.
Albanese, pemimpin Partai Buruh, menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan rakyat Australia. Ia berjanji akan memimpin negara melewati tantangan ekonomi global yang tengah melanda. "Terima kasih kepada rakyat Australia atas kesempatan untuk terus melayani negara terbaik di dunia," ungkap Albanese, seperti dikutip dari kantor berita AFP.

Lawannya, Peter Dutton dari oposisi sayap kanan, mengakui kekalahan dengan lapang dada. Dutton menyatakan telah menghubungi Albanese untuk menyampaikan selamat dan mengakui kekurangan dalam strategi kampanye timnya. "Kami tidak bekerja dengan cukup baik dalam kampanye ini – hal itu terlihat jelas malam ini, dan saya menerima tanggung jawab penuh untuk itu," akunya.
Di tengah euforia kemenangan, Albanese menegaskan komitmennya untuk memimpin pemerintahan yang disiplin dan tertib. Prioritas utamanya adalah mengatasi kesulitan biaya hidup dan dampak fluktuasi tarif. Suasana haru biru terlihat saat Albanese dan tunangannya, Jodie Haydon, mengunjungi Cafe Italia, tempat nongkrong lamanya di Sydney, di tengah kerumunan awak media.
Kemenangan Albanese juga diwarnai sorotan pada kebijakan ekonomi. Menteri Keuangan Jim Chalmers menekankan prioritas penanganan ekonomi di tengah ancaman perang dagang AS-Tiongkok. Albanese sendiri menambahkan bahwa kemenangan ini mencerminkan pilihan rakyat Australia untuk persatuan, bukan perpecahan. "Rakyat Australia memilih persatuan daripada perpecahan," tegasnya. Masa depan Australia kini berada di tangan Albanese untuk periode kedua kepemimpinannya.