Internationalmedia.co.id melaporkan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim siap berkolaborasi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menghentikan konflik Rusia-Ukraina. Kabar ini mencuat setelah keduanya melakukan percakapan telepon. Melalui media sosial Truth Social, Trump menyatakan Erdogan juga mengundangnya berkunjung ke Turki, dan sebaliknya, Trump pun mempersilakan Erdogan datang ke Washington. "Saya berharap dapat bekerja sama dengan Presiden Erdogan untuk mengakhiri perang yang konyol namun mematikan antara Rusia dan Ukraina," tulis Trump.
Trump, yang pernah berjanji mengakhiri perang Ukraina dalam 24 jam jika terpilih kembali, mendesak Kyiv dan Moskow untuk berdamai. Turki, sebagai anggota NATO yang menjaga hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina, telah beberapa kali memfasilitasi perundingan damai.
Percakapan Trump dan Erdogan tak hanya membahas Ukraina. Keduanya juga menyinggung isu Suriah dan Gaza. Trump menyebut pembicaraan tersebut produktif, mengingat hubungan baiknya dengan Erdogan selama masa jabatan pertamanya. Pihak kepresidenan Turki menyatakan Erdogan menyampaikan bahwa pelonggaran sanksi AS terhadap Suriah akan membantu menstabilkan negara tersebut. Namun, Washington menekankan bahwa normalisasi atau pencabutan sanksi setelah penggulingan Bashar al-Assad akan bergantung pada kemajuan yang dapat diverifikasi oleh pemerintah baru Suriah.
Erdogan juga berterima kasih kepada Trump atas upayanya mengakhiri konflik di Ukraina, Gaza, dan negosiasi terkait Iran. Ia juga meminta agar bantuan kemanusiaan ke Gaza dapat dikirim tanpa hambatan. Internationalmedia.co.id mencatat, pernyataan Trump ini menimbulkan spekulasi baru mengenai potensi solusi konflik Ukraina yang selama ini alot.
