Internationalmedia.co.id melaporkan, Hamas menyatakan tak tertarik lagi bernegosiasi gencatan senjata dengan Israel. Pernyataan mengejutkan ini disampaikan langsung oleh pejabat senior Hamas, Basem Naim, kepada AFP pada Selasa (6/5/2026). Naim, yang juga mantan Menteri Kesehatan Gaza, menegaskan bahwa perundingan gencatan senjata tak ada gunanya selama apa yang disebutnya "perang kelaparan dan pemusnahan" di Jalur Gaza masih berlangsung.
Ia mendesak dunia internasional untuk menekan pemerintah Israel, khususnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, agar menghentikan tindakan yang disebutnya sebagai kejahatan kemanusiaan. Pernyataan keras ini muncul sehari setelah militer Israel mengumumkan rencana perluasan operasi militer di Gaza, termasuk kemungkinan "penaklukan" dan penggusuran sebagian besar penduduknya. Rencana tersebut telah disetujui oleh kabinet keamanan Israel pada Senin (5/5).

Situasi di Gaza memang sangat memprihatinkan. Hampir seluruh penduduk telah mengungsi berulang kali sejak perang dimulai Oktober 2023 lalu. Blokade total yang diberlakukan Israel sejak Maret 2026 telah memicu krisis kemanusiaan yang parah. Serangan Israel yang kembali dilancarkan pada 18 Maret lalu, mengakhiri gencatan senjata yang berlangsung dua bulan sebelumnya.
Reaksi internasional pun mengecam keras rencana Israel. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, misalnya, menyebut rencana tersebut "tidak dapat diterima" dan menuduh Israel melanggar hukum kemanusiaan. Pernyataan Hamas ini semakin memperkeruh situasi dan menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan perdamaian di Gaza. Internationalmedia.co.id akan terus memantau perkembangan situasi terkini.