Pengumuman mengejutkan datang dari Kremlin. Internationalmedia.co.id melansir, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata selama tiga hari di Ukraina. Keputusan ini bertepatan dengan peringatan Hari Kemenangan Perang Dunia II di Moskow, berlangsung dari tanggal 8 hingga 10 Mei 2025.
Kremlin menyatakan gencatan senjata ini berlaku selama peringatan 80 tahun Hari Kemenangan, dimulai tengah malam tanggal 7 Mei hingga tengah malam tanggal 10 Mei. Semua operasi militer Rusia akan dihentikan sementara. Namun, Kremlin juga menambahkan catatan penting: jika Ukraina melanggar gencatan senjata, Rusia akan memberikan balasan yang setimpal.

Langkah Putin ini menimbulkan tanda tanya besar. Sebelumnya, Putin menolak usulan gencatan senjata penuh selama 30 hari dari Amerika Serikat yang telah disetujui Ukraina. Kiev dan sekutunya di Eropa pun mencurigai gencatan senjata selama 30 jam yang diumumkan Putin sebelumnya sebagai manuver taktik, bukan niat tulus untuk perdamaian.
Rusia memang menyatakan kesiapannya bernegosiasi, tetapi dengan syarat Ukraina mengakui klaim Rusia atas lima wilayah, termasuk Krimea. Syarat ini ditolak mentah-mentah oleh Ukraina yang menganggap aneksasi tersebut ilegal dan tidak akan pernah diakui. Akankah gencatan senjata tiga hari ini menjadi jalan menuju perundingan damai, atau hanya taktik perang terbaru dari Moskow? Waktu yang akan menjawabnya.