Tuesday, 30 April 2024

Search

Tuesday, 30 April 2024

Search

Putin Sebut Rusia Tak Tolak Pembicaraan Damai dengan Ukraina

MOSKOW(IM)– Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan inisiatif dari negara-negara Afrika dapat menjadi dasar bagi perdamaian di Ukraina. Namun, katanya, serangan-serangan Ukraina membuat hal ini sulit untuk direalisasikan.
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers usai bertemu pemimpin-pemimpin negara Afrika di St Petersburg pada Jumat (28/7).

Dalam kesempatan itu Putin mendengar seruan negara Afrika agar Moskow melanjutkan rencana mereka.
“Ada beberapa ketentuan dalam inisiatif perdamaian ini yang sedang dilaksanakan, namun, ada beberapa hal yang sulit atau bahkan tidak mungkin dilaksanakan,” kata Putin, Minggu (30/7).
Pada Juni lalu negara Afrika menyerukan proses mediasi dapat dimulai dengan langkah-langkah membangun kepercayaan yang diikuti dengan perjanjian penghentian permusuhan yang disertai dengan negosiasi antara Rusia dan Barat.

Putin mengatakan salah satu poin dalam inisiatif ini adalah gencatan senjata.
“Namun, tentara Ukraina sedang melakukan serangan, mereka menyerang, mereka melaksanakan operasi ofensif strategis berskala besar, kami tidak bisa melakukan gencatan senjata saat kami diserang,” kata Putin.
Mengenai pertanyaan untuk memulai pembicaraan damai, ia mengatakan tidak menolak.
 “Kami tidak menolaknya, agar proses ini dapat dimulai, perlu ada kesepakatan dari kedua belah pihak,” kata Putin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak gagasan gencatan senjata yang akan membuat Rusia menguasai hampir seperlima wilayah negaranya dan memberikan waktu bagi pasukannya untuk berkumpul kembali setelah 17 bulan perang yang melelahkan.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menegaskan  jika Rusia “selalu siap untuk skenario apa pun.” Itu menjadi penegasan Putin ketika menjawab pertanyaan jurnalis tentang potensi konfrontasi langsung antara militer Rusia dan NATO.
Putin juga menjawab pertanyaan tentang nyaris tabrakan baru-baru ini yang melibatkan pesawat Rusia dan Amerika di Suriah.

“Tidak ada yang menginginkan itu,” ungkap Putin.
Putin menunjuk ke garis pencegahan konflik yang ada yang memungkinkan pejabat Rusia dan AS untuk berbicara langsung tentang “situasi krisis apa pun”.
Fakta bahwa garis-garis ini masih berfungsi menunjukkan bahwa tidak ada pihak yang tertarik pada konflik, tambahnya.
“Jika seseorang menginginkannya dan itu bukan kami  maka kami siap,” tambah Putin.
Sebelumnya, Oleg Gurinov, kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah, militer Rusia telah melaporkan sebanyak 23 insiden berbahaya yang melibatkan pesawat Rusia dan koalisi pimpinan AS sejak awal 202.
“Sebagian besar insiden terjadi pada bulan Juli,” tambahnya.
Dalam 11 kasus, pilot Rusia tercatat menjadi sasaran sistem penargetan pesawat Barat.
“Tindakan semacam itu di pihak koalisi pimpinan AS menyebabkan keterlibatan otomatis sistem pertahanan di dalam pesawat, yang membuat pesawat Rusia melepaskan suar umpan,” kata Gurinov.
Moskow juga berulang kali memperingatkan Washington dan sekutunya tentang risiko potensi konflik langsung antara Rusia dan NATO, khususnya di tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina. Pasokan senjata Barat yang berkelanjutan ke Kiev hanya memperpanjang permusuhan dan membuat pendukung Baratnya terlibat dalam konflik lebih dalam lagi.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media