Serangan Rusia yang brutal terhadap Ukraina terus berlanjut. Internationalmedia.co.id melaporkan, Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menginginkan Ukraina menyerah tanpa syarat sebagai jalan keluar dari konflik yang berkepanjangan ini. Pernyataan ini disampaikan Wadephul saat kunjungan mendadak ke Kyiv pada Senin (30/6/2025).
Serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Rusia pada Sabtu (28/6/2025) hingga Minggu (29/6/2025) menjadi bukti nyata dari keengganan Putin untuk bernegosiasi. Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan 477 drone dan 60 rudal, dengan 475 drone dan 39 rudal berhasil dicegat. Meskipun demikian, serangan tersebut mengakibatkan tujuh orang terluka dan satu pilot pesawat tempur Ukraina tewas saat berusaha menembak jatuh proyektil Rusia. Seorang warga sipil berusia 60 tahun juga menjadi korban jiwa setelah mobilnya terkena serangan drone di wilayah barat laut Kharkiv.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilai serangan tersebut sebagai bukti keinginan Putin untuk melanjutkan perang, meskipun tekanan internasional untuk mengakhiri konflik semakin kuat. Zelensky menekankan pentingnya penguatan pertahanan udara Ukraina dan kembali menyatakan kesiapannya untuk membeli sistem antirudal Patriot dari AS. Selain itu, Zelensky juga mendesak agar Putin diadili di pengadilan khusus atas kejahatan perang yang dilakukan selama invasi skala penuh ke Ukraina sejak Februari 2022. Dia telah menandatangani perjanjian dengan Dewan Eropa untuk membentuk pengadilan tersebut.
Wadephul menambahkan bahwa Putin tidak mau bernegosiasi dan justru menginginkan kapitulasi Ukraina, bahkan dengan mengorbankan ratusan ribu nyawa. Jerman, tegas Wadephul, tetap mendukung kemerdekaan Ukraina dan menganggapnya sebagai tugas utama kebijakan luar negeri dan keamanan negara tersebut. Rusia, menurut Wadephul, sedang mempertaruhkan melemahnya dukungan internasional terhadap Ukraina, berharap pada kelelahan dan penyerahan diri Ukraina. Perang ini, menurut berbagai pihak, masih jauh dari kata selesai.
