Wali Kota Haifa, Yona Yahav, dalam wawancara dengan Internationalmedia.co.id, mengungkapkan kekesalannya atas konflik Israel-Iran yang telah berlangsung sejak 13 Juni lalu. Meskipun Haifa, kota yang dipimpinnya, tidak mengalami korban jiwa dalam delapan hari terakhir, 21 warga terluka akibat serangan rudal Iran, tiga di antaranya menderita luka serius. "Saya tidak suka perang," tegas Yahav, menyatakan penolakannya terhadap konflik yang telah sepuluh kali dialaminya sepanjang hidup.
Yahav menekankan perlunya perdamaian segera. "Tujuan utama permainan ini adalah perdamaian," ujarnya, menyatakan keprihatinannya atas situasi yang dialami warganya yang membutuhkan jaminan keamanan. Ia pun mengkritik lambannya respon Amerika Serikat yang dipimpin Presiden Donald Trump, yang dinilai terlalu lama dalam menentukan sikapnya terkait konflik tersebut. "Saya tidak bisa mendapatkan jawaban dari Trump dan ini mengganggu saya," keluhnya. Ketidakpastian sikap AS, menurut Yahav, menghambat upaya menciptakan stabilitas keamanan di Haifa. "Karena saya suka stabilitas dan saya pikir dia (Trump) harus memberi saya stabilitas ini," tambahnya.
Serangan rudal Iran terbaru dilaporkan telah melukai 17 orang di wilayah Israel. Konflik ini telah menghantam kota-kota besar Israel, termasuk Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa. Yahav berharap agar perdamaian segera terwujud untuk mengakhiri penderitaan warganya.
