Wednesday, 01 May 2024

Search

Wednesday, 01 May 2024

Search

Penebangan Liar di Kawasan Danau Toba Diduga Penyebab Banjir Humbahas

Kondisi perbukitan di sekitar Danau Toba terlihat telah gundul, dengan puluhan pohon ditebang.

HUMBANG HASUNDUTAN- Bencana alam berupa banjir bandang yang disertai longsor melanda permukiman penduduk di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, diduga disebabkan oleh aktivitas penebangan liar di perbukitan Danau Toba.

Informasi ini didukung oleh rekaman video drone yang dimiliki oleh aktivis lingkungan dan postingan dari pimpinan gereja HKBP dan Bupati Humbang Hasundutan.

Dalam rekaman video drone yang diperoleh, kondisi perbukitan di sekitar Danau Toba terlihat telah gundul, dengan puluhan pohon ditebang. Video tersebut menunjukkan jejak penebangan hutan di perbukitan Danau Toba, mengikuti aliran material bencana banjir bandang dan longsor dari hulu ke hilir, bahkan masuk ke permukiman warga.

Dugaan adanya penebangan liar atau penggundulan hutan di perbukitan Danau Toba diyakini menjadi faktor utama terjadinya banjir bandang dan longsor di Desa Simangulampe. Hutan yang rusak tidak mampu menahan air ketika hujan deras terjadi.

Koordinator Studi Advokasi Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), Rocky Pasaribu,  mengatakan bahwa bencana banjir bandang dan longsor di Desa Simangulampe diduga disebabkan oleh penebangan hutan di perbukitan Danau Toba, khususnya di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan.

“Peristiwa yang terjadi di Desa Simangulampe pada 1 Desember lalu kami sebut sebagai bencana ekologis karena kemarin kami melakukan pemantauan secara langsung menggunakan drone terlihat di hulu Desa Simangulampe sudah mengalami kerusakan hutan. Itu juga dibuktikan banyaknya gelondongan kayu yang terbawa longsor sampai ke pinggir Danau Toba,” kata Rocky, Selasa (5/12).

Rocky juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kerusakan hutan tersebut, dan mengingatkan bahwa perusakan hutan dapat berdampak serius bagi masyarakat. Ia menegaskan bahwa jika perusakan ini tidak ditangani dengan serius, kemungkinan terjadinya bencana banjir bandang atau longsor dapat terulang.

“Sampai sejauh ini belum bisa kita pastikan siapa yang melakukan perusakan hutan di hulu perbukitan itu, apakah masyarakat atau perusahaan. Namun yang pasti, beberapa kayu yang kita lihat di hilir tampaknya milik sebuah perusahaan yang beroperasi di kawasan Danau Toba,” tambahnya. Perlu diingat bahwa bencana banjir bandang di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan, pada tanggal 1 Desember lalu telah merusak setidaknya 12 rumah warga. Hingga saat ini, tim gabungan Basarnas, SAR, TNI, Polri, BPBD, dan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan masih melakukan pencarian terhadap 10 warga yang masih hilang.

Prayan Purba

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media