Pengaruh Israel dalam negosiasi nuklir Iran kembali menjadi sorotan. Internationalmedia.co.id melaporkan, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, melontarkan kecaman keras terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang dianggapnya berupaya mengintervensi kebijakan Amerika Serikat (AS) dalam perundingan tersebut. Araghchi, melalui unggahan di media sosial X, mengecam keberanian Netanyahu yang dinilai mendikte Presiden AS dalam diplomasi dengan Iran.
Araghchi menegaskan bahwa fantasi Israel untuk mengendalikan Iran adalah hal yang mustahil. Ia menekankan kemampuan Iran untuk membendung upaya pihak eksternal yang ingin mengacaukan kebijakan luar negeri mereka. Araghchi bahkan berharap AS memiliki pendirian yang sama teguhnya.
Sebelumnya, Netanyahu menyerukan penghentian total program nuklir Iran, menginginkan kesepakatan yang menghilangkan kapasitas Iran untuk memperkaya uranium untuk senjata nuklir dan mencegah pengembangan rudal balistik. Pernyataan ini muncul setelah pertemuan ketiga delegasi Iran dan AS di Oman, yang dilaporkan menunjukkan kemajuan.
Konflik ini terjadi di tengah upaya AS, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, untuk kembali menekan Iran melalui sanksi. Trump sebelumnya telah mengirimkan surat kepada Ayatollah Ali Khamenei, mendesak perundingan dan memperingatkan potensi tindakan militer jika Iran menolak. Iran sendiri bersikeras agar pembicaraan hanya fokus pada isu nuklir dan pencabutan sanksi, dengan kemampuan militer mereka berada di luar ruang lingkup negosiasi. Pernyataan-pernyataan saling bertolak belakang ini menunjukkan betapa panasnya situasi perundingan nuklir Iran saat ini.
