Internationalmedia.co.id – Pemerintah Filipina bergerak cepat menyelidiki asal-usul pengiriman kontainer berisi bubuk seng yang terkontaminasi Cesium-137, zat radioaktif yang sempat mencemari sembilan orang di Indonesia. Menteri Sains dan Teknologi Filipina, Renato Solidum Jr., meyakinkan bahwa insiden ini kemungkinan terisolasi dan tidak menimbulkan bahaya luas bagi masyarakat.
Kontainer yang rencananya dikembalikan ke Filipina pada akhir Oktober ini, dipastikan belum dibuka dan tidak menunjukkan adanya radiasi di bagian luarnya. Solidum menambahkan bahwa awak kapal pengangkut juga aman dari risiko paparan radiasi. Setelah tiba di Filipina, kontainer tersebut akan diperiksa secara menyeluruh dan diamankan di gudang khusus.

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa pengiriman kontainer tersebut dilakukan oleh perusahaan dagang asal China yang beroperasi di Filipina. Identitas perusahaan tersebut masih dirahasiakan.
Sebelumnya, Indonesia telah menghentikan impor besi tua setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menemukan jejak Cesium-137 pada udang beku dan cengkeh yang dikirim dari Indonesia pada bulan Agustus lalu. Investigasi di Indonesia pada bulan September lalu menemukan kontaminasi Cesium-137 di sebuah pusat pemrosesan logam di kawasan industri Cikande, Banten, yang memasok material untuk konstruksi dan manufaktur. Perusahaan udang beku yang tercemar tersebut berlokasi tidak jauh dari lokasi industri tersebut.
Cesium-137 merupakan radionuklida buatan yang digunakan dalam peralatan medis dan pengukur, serta merupakan produk sampingan dari proses fisi nuklir. Paparan terhadap isotop ini dapat meningkatkan risiko kanker, menurut US Centres for Disease Control and Prevention (CDC). Otoritas Indonesia mengklaim bahwa sembilan orang yang terpapar Cesium-137 telah pulih sepenuhnya. Penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan untuk mengungkap tuntas kasus ini.

