Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, langsung meninjau lokasi ledakan dahsyat di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran selatan. Kunjungan ini menyusul insiden mengerikan yang menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya, seperti yang dilaporkan Internationalmedia.co.id. Pezeshkian menegaskan pemerintah akan bertanggung jawab penuh atas penanganan pasca-ledakan.
"Kami datang untuk memastikan tidak ada masalah yang luput dari perhatian pemerintah dan akan ditindaklanjuti," ujar Pezeshkian kepada media, seperti dikutip dari AFP. Ia juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas korban jiwa dan luka-luka. "Pemerintah akan merawat keluarga korban dan memastikan para korban luka mendapatkan pengobatan terbaik," tambahnya.
Sebelumnya, Pezeshkian telah memerintahkan penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap penyebab ledakan yang terjadi Sabtu (26/4) lalu. Pihak berwenang Rusia bahkan mengirimkan bantuan berupa pesawat pemadam kebakaran khusus dan tim ahli untuk membantu memadamkan api. Berbagai spekulasi bermunculan mengenai penyebab ledakan, termasuk dugaan ledakan natrium perklorat—bahan utama dalam pembuatan bahan bakar roket—yang dibantah oleh Kementerian Pertahanan Iran. Juru bicara kementerian, Reza Talaei-Nik, menegaskan tidak ada kargo impor atau ekspor bahan bakar militer di area tersebut. Sementara itu, kantor bea cukai pelabuhan menyatakan kebakaran di depot penyimpanan bahan kimia berbahaya sebagai penyebab potensial.
Laporan media lokal menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 25 orang, dengan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Angka tersebut dikhawatirkan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee—pelabuhan vital dekat Selat Hormuz, jalur lalu lintas minyak dunia—ini menimbulkan kekhawatiran global.
