Keputusan Mengejutkan Trump: Suriah Bersuka Cita, Israel Gigit Jari

Keputusan Mengejutkan Trump: Suriah Bersuka Cita, Israel Gigit Jari

Internationalmedia.co.id melaporkan sebuah keputusan mengejutkan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mencabut seluruh sanksi terhadap Suriah. Pengumuman ini disambut gembira oleh pemerintah Suriah, sementara Israel justru menunjukkan kekecewaan yang mendalam. Keputusan ini diungkapkan Trump setelah berdiskusi dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, saat memberikan sambutan di Forum Investasi Saudi di Riyadh.

Trump menyatakan bahwa sanksi-sanksi tersebut, yang dinilai brutal dan melumpuhkan, telah menjalankan fungsinya di masa lalu. Namun, kini ia menilai sudah saatnya Suriah diberi kesempatan untuk bangkit. "Semoga berhasil, Suriah," ucap Trump, "Tunjukkan kepada kami sesuatu yang sangat istimewa." Ia berharap pemerintahan baru Suriah di bawah kepemimpinan Ahmed al-Sharaa dapat menstabilkan negara dan menjaga perdamaian. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah di Turki pada akhir pekan ini.

Keputusan Mengejutkan Trump: Suriah Bersuka Cita, Israel Gigit Jari
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Ahmed al-Sharaa sendiri menyambut baik keputusan Trump ini sebagai langkah "bersejarah dan berani" yang akan meringankan penderitaan rakyat Suriah dan meletakkan dasar bagi stabilitas regional. Pertemuan antara Trump dan al-Sharaa di Riyadh, yang juga dihadiri MBS dan Erdogan secara virtual, menandai pertemuan pertama antara pemimpin AS dan Suriah dalam seperempat abad terakhir. Al-Sharaa menyampaikan rasa terima kasih kepada MBS dan Erdogan atas peran mereka dalam terwujudnya keputusan ini.

Namun, di sisi lain, keputusan Trump ini menimbulkan gelombang kekecewaan di Israel. Meskipun pemerintah Tel Aviv memilih bungkam, informasi menyebutkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah meminta Trump untuk tidak mencabut sanksi tersebut saat kunjungannya ke Washington bulan lalu. Keputusan Trump untuk mengabaikan permintaan Israel ini dipandang sebagai prioritas AS pada kesepakatan bisnis dengan negara-negara Teluk. Kecemasan Israel semakin meningkat mengingat pembicaraan AS dengan Iran dan penghentian pengeboman Houthi di Yaman. Situasi ini membuat Israel terkesan berhati-hati dalam memberikan komentar, terutama setelah pembebasan sandera Amerika-Israel, Edan Alexander, melalui negosiasi yang tidak melibatkan Israel.

Also Read

Tags

Tinggalkan komentar