Pengunduran diri sementara Jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Karim Khan, mengejutkan dunia. Internationalmedia.co.id melaporkan, langkah ini diambil menyusul penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas dugaan pelecehan seksual yang dilakukannya. Penyelidikan yang hampir berakhir ini membuat ICC menghadapi situasi belum pernah terjadi sebelumnya, tanpa prosedur jelas untuk mengganti Khan. Krisis ini semakin memperumit posisi ICC yang sudah tertekan akibat sanksi Amerika Serikat atas surat perintah penangkapan pejabat Israel.
Kantor Khan mengumumkan pengunduran dirinya sementara hingga penyelidikan Kantor Dinas Pengawasan Internal PBB selesai. Dua wakil jaksa akan mengambil alih sementara. Khan sendiri membantah tuduhan pelanggaran yang dilaporkan Oktober lalu. Meskipun sebelumnya menolak mundur saat tuduhan mencuat, tekanan dari LSM dan staf ICC tampaknya memaksanya mengambil langkah ini.

Sumber anonim mengatakan Khan telah menjalani wawancara terakhir dengan penyidik PBB pekan lalu. Namun, belum jelas kapan penyelidikan akan rampung. Situasi ini semakin rumit mengingat ICC tengah menyelidiki kejahatan perang di konflik Israel-Hamas dan perang Rusia-Ukraina. ICC, atas permintaan Khan, telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Kedua negara membantah tuduhan dan menolak yurisdiksi ICC. Ironisnya, penyelidikan terhadap Israel telah memicu sanksi AS terhadap Khan. Langkah mundurnya ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan ICC dan kelanjutan investigasi penting yang sedang berjalan.