Internationalmedia.co.id melaporkan, Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, dengan tegas menolak proposal Amerika Serikat terkait kesepakatan nuklir. Khamenei menyatakan bahwa tawaran tersebut bertentangan dengan kepentingan nasional Iran dan menegaskan bahwa negaranya tidak akan menghentikan pengayaan uranium.
Pernyataan keras ini disampaikan Khamenei dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi pemerintah. Ia bahkan mempertanyakan hak AS untuk ikut campur dalam program nuklir Iran, khususnya mengenai pengayaan uranium. "Mengapa Anda ikut campur menentukan apakah Iran harus melakukan pengayaan atau tidak? Anda tidak berhak," tegas Khamenei, mengkritik campur tangan AS.

Sebelumnya, seorang diplomat Iran telah mengindikasikan penolakan Teheran terhadap proposal AS. Iran bersikukuh bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai dan membantah tuduhan pengembangan senjata nuklir oleh negara-negara Barat. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, bahkan menegaskan hal ini dalam konferensi pers di Kairo, Mesir. Araghchi menekankan bahwa Iran tidak menyembunyikan apapun terkait program nuklirnya dan siap memberikan jaminan kepada pihak manapun.
Namun, Araghchi juga memberikan syarat. Ia menyatakan bahwa tidak akan ada kesepakatan nuklir jika tujuannya adalah menghentikan aktivitas nuklir damai Iran, termasuk pengayaan uranium. Ia menambahkan bahwa kesepakatan mungkin tercapai jika tujuannya adalah untuk mendapatkan kepastian dan kepercayaan bahwa Iran tidak mengejar senjata nuklir. Pernyataan ini semakin memperjelas sikap teguh Iran dalam mempertahankan program pengayaan uraniumnya, terlepas dari tekanan internasional. Sengketa nuklir antara Iran dan AS pun tampaknya akan terus berlanjut.