Friday, 03 May 2024

Search

Friday, 03 May 2024

Search

Inter Milan Terus Berlari Kencang

Lautaro Martinez (tengah) harus berjuang keras lewati hadangan pemain Atalanta.

MILAN – Inter Milan meluluhlantakkan  Atalanta dengan skor 4-0 dalam lanjutan Serie A di Giuseppe Meazza, Kamis (29/2) dinihari WIB. Kemenangan ini mengantar Nerazzurri kian dekat menuju tangga scudetto.

Inter memimpin di menit ke-26. Kiper Atalanta, Marco Carnesecchi berupaya menghalau umpan Lautaro Martinez, namun lepas. Bola liar lantas disambar Matteo Darmian untuk membobol gawang tim tamu.

Inter berhasil menggandakan keunggulan di injury time babak pertama. Lautaro mengontrol umpan mendatar Benjamin Pavard, lalu melepaskan tembakan jarak jauh ke sudut kiri gawang Atalanta tanpa mampu dihalau Carnesecchi.

Di babak kedua, Inter mendapat penalti di menit ke-53 usai gelandang Atalanta Hans Hateboer melakukan handball di kotak terlarang. Eksekusi Lautaro Martinez berhasil diblok Carnesecchi, namun Federico Dimarco menyambar bola liar untuk mencetak gol ketiga.

Inter semakin tak terkejar usai mencetak gol keempat di menit ke-71. Sundulan Davide Frattesi menyambut tendangan bebas Alexis Sanchez bersarang telak di gawang Carnesecchi.

Hasil ini membuat Inter kian nyaman di puncak klasemen dengan 69 poin dari 26 laga, unggul 12 poin dari Juventus di urutan dua. Sedangkan Atalanta berada di urutan lima dengan 4.

Jika tren  ini terus berlanjut, maka Inter berpotensi mengunci scudetto ke-20 mereka saat menjamu Torino di pekan ke-34 pada 28 April mendatang. Gelar juara bisa lebih cepat didapat jika Juventus terpeleset di laga-laga berikutnya.

Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi tidak mau jemawa melihat laju kencang klubnya di puncak Serie A.  “Tidak diragukan lagi kalau tim memang bermain baik selama 2,5 tahun. Kami meraih lima trofi, bermain di final Liga Champions, dan punya selisih poin jauh di puncak. Tapi, di bulan Januari, kami masih bersaing ketat dengan Juventus. Kami melebarkan jarak dalam waktu sebulan dan bisa saja kehilangan selisih itu dalam kurun waktu sama,” ujar Inzaghi di Football Italia.

Inter pada pertandingan ini membuat enam perubahan dari starting line-up saat mengalahkan Lecce 4-0 akhir pekan kemarin. Inter tidak bisa memainkan Hakan Calhanoglu, Marcus Thuram dan Francesco Acerbi yang cedera.

Opta mencatat, total sudah ada 14 pemain berbeda di Inter yang mencetak gol musim ini, cuma kalah dari Atalanta (15) dan Fiorentina (16). Itu artinya siapa pun yang bermain, tidak akan mempengaruhi performa tim secara signifikan.

Dilansir Transfermarkt,  cuma ada empat pemain di tim senior yang bermain di bawah 10 laga musim ini, itu pun Juan Cuadrado dan Stefano Sensi yang banyak cedera. Yann Bisseck dan Davy Klassen bermain 14 kali.

Sementara pemain Inter lainnya rata-rata tampil 25-30 kali, dengan Henrikh Mkhitaryan, Carlos Augusto, dan Nicolo Barella sebagai penampilan terbanyak, yakni 35.

Situasi yang bikin Inzaghi senang sekaligus pusing karena harus menentukan siapa yang akan dicadangkan. “Saya punya tim yang tetap bermain dengan gaya sama, sekalipun pemainnya berbeda, benar-benar menyenangkan. Kami bisa mengganti 7-8 pemain, menyenangkan melihat mereka bisa bermain dan itu membuat hidup saya lebih sulit saat menentukan susunan tim. Saya beruntung punya para pemain luar biasa yang rela tampil mati-matian, baik itu cuma main 10 menit atau 90 menit,” ujar Inzaghi di Football Italia.

Kekalahan dari Manchester City di final Liga Champions musim lalu disebut jadi alasan utama Inter begitu dominan. Para pemain terpacu untuk membayar kekecewaan tersebut dengan trofi besar musim ini. “Kami sudah pernah bilang, final di Istanbul membuat kami lebih percaya diri, solid dan keinginan untuk melaju ke sana lagi. Kami senang bekerja keras bersama dan mencapai misi itu bersama-sama,” ujar bek Inter Alessandro Bastoni kepada DAZN.

Sementara di pihak lawan, hasil ini  tidak bisa diterima sepenuhnya oleh Direktur Atalanta Luca Percassi.  Sebab Atalanta sempat memimpin pada menit ke-12 ketika De Ketelaere menjebol jala Yann Sommer lewat tendangan jarak dekat. Gol tersebut lantas ditinjau VAR cukup lama sebelum akhirnya dibatalkan.

Dalam tayangan ulang, bola yang dibuang Alessandro Bastoni sempat membentur tangan Aleksei Miranchuk sebelum disambar De Ketelaere. Wasit menilai Miranchuk merupakan pemain dari tim yang menyerang dan terlibat dalam hadirnya gol.

“Hasil yang sangat mengecewakan karena menurut kami ada beberapa kesalahan serius yang dibuat wasit serta VAR. Terlepas dari bukti rekaman yang dipunya untuk menganulir gol itu, sulit dimengerti kenapa gol De Ketelaere itu harus dibatalkan. Itu gol sah, Miranchuk tidak handball, dan bakal terjadi penalti juga andaikan Bastoni menabrak Miranchuk. Kami sungguh kecewa, karena ini harusnya jadi laga yang seru tapi dirusak oleh keputusan wasit yang berdampak besar ke hasil,”ujar Percassi kepada DAZN.***

Vitus DP

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media