Internationalmedia.co.id melaporkan, aksi demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan imigrasi Presiden AS Donald Trump melanda Texas. Gubernur Greg Abbott pun mengambil langkah tegas dengan mengerahkan Garda Nasional untuk menjaga ketertiban. Keputusan ini menyusul pengerahan pasukan cadangan AS di Los Angeles untuk menangani demonstrasi yang berujung kerusuhan.
Abbott mengumumkan pengerahan Garda Nasional melalui media sosial X, menyatakan pasukan tersebut akan ditempatkan di berbagai lokasi di Texas untuk memastikan perdamaian dan ketertiban. Ia menegaskan bahwa unjuk rasa damai dijamin, namun tindakan kekerasan atau perusakan properti akan berujung pada penangkapan. Abbott juga menekankan bahwa Garda Nasional akan bekerja sama dengan penegak hukum untuk menjaga situasi tetap terkendali.
Inspirasi demonstrasi di Los Angeles, menurut CNN, mendorong aksi serupa di Texas, terutama di kota-kota besar yang memiliki populasi imigran besar. Para demonstran, banyak yang berasal dari komunitas imigran, menyuarakan aspirasi mereka dan menentang kebijakan imigrasi yang dianggap represif. Salah satu penyelenggara aksi, Laiba Khan dari Partai Sosialisme dan Pembebasan, bahkan menyebut imigran sebagai tulang punggung masyarakat.
Namun, demonstrasi di Austin berubah menjadi ricuh. Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang berkumpul di luar Gedung Federal JJ Pickle. Situasi serupa terjadi di dekat gedung State Capitol, dengan laporan penangkapan sedikitnya 13 orang. Di Dallas, video menunjukkan ketegangan antara demonstran dan polisi antihuru-hara, sementara di San Antonio, demonstrasi sejauh ini berlangsung damai. Situasi di Texas ini menunjukkan gelombang protes yang meluas di AS terkait kebijakan imigrasi.
