Internationalmedia.co.id – Seorang pejabat tinggi Hamas menyatakan bahwa kelompok tersebut tidak akan terlibat dalam penandatanganan resmi perjanjian damai Gaza di Mesir. Pernyataan ini muncul setelah kesepakatan damai awal yang diinisiasi oleh Presiden AS Donald Trump.
"Mengenai penandatanganan resmi, kami tidak akan berpartisipasi," tegas anggota biro politik Hamas, Hossam Badran, dalam sebuah wawancara. Ia menambahkan bahwa Hamas lebih banyak berinteraksi melalui mediator Qatar dan Mesir selama perundingan gencatan senjata.

Badran juga menyampaikan pesan tegas bahwa Hamas siap untuk kembali bertempur jika perjanjian damai yang digagas Donald Trump gagal dan permusuhan dengan Israel kembali berkobar di Jalur Gaza.
"Kami berharap tidak akan ada lagi perang, tetapi rakyat Palestina dan pasukan perlawanan kami pasti akan menghadapi dan menggunakan semua kemampuan mereka untuk menangkis agresi jika pertempuran ini dipaksakan," ujarnya kepada AFP.
Sebelumnya, Donald Trump dijadwalkan mengunjungi Israel dan Mesir pada akhir pekan ini, setelah gencatan senjata Gaza disepakati. Trump direncanakan akan menyampaikan pidato di parlemen Israel, Knesset, dan menghadiri upacara penandatanganan perjanjian gencatan senjata di Mesir.
Kunjungan singkat ini dikonfirmasi langsung oleh Trump saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih. "Saya akan pergi ke Israel. Saya akan berpidato di Knesset, saya rasa, lebih awal, dan kemudian saya akan pergi ke Mesir," ungkap Trump.
Ia juga menyebutkan bahwa dirinya akan kembali ke Washington DC pada Selasa malam untuk memberikan medali kebebasan anumerta kepada mendiang Charlie Kirk, seorang aktivis konservatif AS yang dibunuh bulan lalu. Istri mendiang Kirk, Erika, akan menerima penghargaan tersebut.