Internationalmedia.co.id melaporkan, militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh drone mata-mata India di wilayah perbatasan Kashmir yang disengketakan. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara setelah serangan militan yang menewaskan 26 orang di Kashmir pekan lalu. Laporan dari televisi pemerintah Pakistan, mengutip sumber keamanan yang tak disebutkan namanya, menyebutkan drone asing tersebut melanggar Garis Kontrol di kawasan Kashmir. Kedua negara memang kerap terlibat saling menembak jatuh drone kecil di perbatasan, yang umumnya digunakan untuk pengintaian.
Situasi semakin memanas. Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, bahkan memperingatkan potensi perang dengan India dalam waktu dekat. "Jika sesuatu harus terjadi, hal itu akan terjadi dalam dua atau tiga hari," ujarnya kepada media lokal Geo News. Ia menyebut ada ancaman langsung, namun menambahkan bahwa China, Arab Saudi, dan negara-negara Teluk tengah berupaya mencegah konflik. Pihak militer India sendiri belum memberikan komentar resmi terkait insiden jatuhnya drone tersebut.
Sebelumnya, militer India menuduh Pakistan melakukan penembakan lintas Garis Kontrol selama lima hari berturut-turut. India merespon dengan tindakan yang disebut "terukur" namun "efektif". Padahal, perjanjian gencatan senjata tahun 2003 sempat dihidupkan kembali pada 2021, namun pelanggaran terus terjadi. Ketegangan semakin meningkat setelah India menuduh Pakistan terlibat dalam serangan di Kashmir yang menewaskan banyak wisatawan. India pun mengambil langkah-langkah hukuman, termasuk menurunkan hubungan diplomatik dan menangguhkan perjanjian berbagi air. Pakistan membantah tuduhan tersebut dan melakukan tindakan balasan, termasuk mengusir diplomat India dan menutup wilayah udara untuk maskapai India. Perdana Menteri India, Narendra Modi, menegaskan akan menghukum para pelaku pembantaian di Kashmir. Akankah dunia menyaksikan perang antara dua negara nuklir ini?
