Kerusuhan meletus di Los Angeles menyusul demonstrasi besar-besaran yang memprotes kebijakan imigrasi ketat pemerintahan Donald Trump. Internationalmedia.co.id melaporkan, Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, mengecam keras aksi kekerasan yang terjadi. "Kami menolak kekerasan sebagai bentuk protes," tegas Sheinbaum dalam konferensi pers hari ini, Senin (9/6/2025), seperti dilansir AFP.
Meksiko mendesak Amerika Serikat untuk menghormati hak-hak imigran. Sheinbaum meminta AS memperlakukan imigran selayaknya manusia lainnya. "Pemerintah Meksiko akan terus menggunakan jalur diplomasi dan hukum untuk menyuarakan ketidaksetujuan atas praktik yang mengkriminalisasi migrasi dan membahayakan keselamatan warga negara kami di AS," lanjutnya.

Ketegangan meningkat setelah pengerahan sekitar 300 tentara Garda Nasional ke tiga lokasi di Los Angeles. Bentrokan antara demonstran dan aparat terjadi setelah penangkapan puluhan orang yang diduga imigran ilegal atau anggota geng kriminal oleh petugas Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE). Foto-foto yang beredar menunjukkan tentara bersenjata lengkap berjaga di jalanan.
Aksi protes bermula Jumat (6/6) lalu, setelah ICE melakukan penggerebekan besar-besaran di Los Angeles atas perintah Trump. Sabtu (7/6), Trump bahkan mengerahkan 2.000 tentara Garda Nasional untuk mengatasi apa yang disebut Gedung Putih sebagai "pelanggaran hukum yang merajalela." Kepolisian Los Angeles berupaya memisahkan demonstran dari tentara Garda Nasional di kota terbesar kedua AS tersebut. Situasi di Los Angeles masih memanas dan menjadi sorotan dunia.