Internationalmedia.co.id melaporkan aksi pencurian dan pembakaran Al-Quran yang menggemparkan terjadi di sebuah masjid dekat Lyon, Prancis. Kejadian ini menambah daftar panjang insiden intoleransi yang mengkhawatirkan di negara tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi Minggu malam hingga Senin. Menurut keterangan dewan masjid di wilayah Rhone, seorang pelaku dengan wajah terbuka masuk ke ruang salat, mengambil Al-Quran, membakarnya, lalu membuang sisa-sisa kitab suci tersebut di luar gedung sebelum melarikan diri. Pihak kepolisian setempat telah memulai penyelidikan atas insiden ini.

Kejadian ini terjadi setelah peristiwa penyerangan lain yang berbau rasisme. Seorang pria yang sebelumnya mengunggah video bernada rasis, menembak mati tetangganya dari Tunisia dan melukai seorang pria Turki di Puget-sur-Argens. Pelaku, warga negara Prancis kelahiran 1971, ditangkap setelah melarikan diri dan kemudian mengaku ‘bersumpah setia kepada bendera Prancis’ serta menyerukan agar orang asing ‘ditembak’, seperti yang terungkap dalam video yang diunggahnya di media sosial. Jaksa antiterorisme telah mengambil alih penyelidikan kasus ini, menandai serangan rasis sayap kanan pertama yang ditangani sebagai ‘terorisme’ sejak kantor mereka didirikan pada 2019.
Insiden ini bukan yang pertama. Pada April lalu, sebuah kasus penikaman hingga tewas terhadap seorang pria Mali di masjid juga terjadi, dan ditangani oleh jaksa penuntut regional. Prancis, yang memiliki komunitas Muslim terbesar di Uni Eropa, serta populasi Yahudi terbesar di luar Israel dan Amerika Serikat, terlihat tengah menghadapi peningkatan serangan terhadap berbagai komunitas agama. Serangan terhadap anggota komunitas Yahudi juga meningkat pasca serangan Hamas ke Israel pada Oktober 2023 dan balasan militer Israel di Jalur Gaza. Tugu peringatan Holocaust dan beberapa sinagoge di Paris bahkan menjadi sasaran vandalisme pada Sabtu malam. Serangkaian peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya intoleransi dan ekstremisme di Prancis.