Amerika Serikat kembali membuat gebrakan di dunia pendidikan internasional. Internationalmedia.co.id melaporkan, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengumumkan rencana agresif untuk mencabut visa pelajar asal China. Kebijakan ini langsung menuai protes keras dari Beijing.
Rubio menyatakan AS akan mencabut visa mahasiswa China, khususnya mereka yang memiliki afiliasi dengan Partai Komunis China atau tengah mempelajari bidang-bidang strategis. Tidak hanya itu, AS juga akan memperketat kriteria visa untuk pengawasan lebih ketat terhadap aplikasi visa dari China dan Hong Kong.

Pengumuman ini disampaikan di tengah penurunan jumlah mahasiswa China di AS. Data menunjukkan, jumlahnya merosot dari puncak 370.000 pada 2019 menjadi sekitar 277.000 pada 2024. Penurunan ini diduga akibat meningkatnya ketegangan antara AS dan China, serta pengawasan ketat pemerintah AS terhadap mahasiswa China.
China merespon kebijakan tersebut dengan kecaman tajam. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyebut pembatalan visa pelajar China sebagai tindakan tidak masuk akal dan berlandaskan ideologi serta kepentingan nasional AS. Beijing telah melayangkan protes resmi kepada Washington atas kebijakan ini, mengatakan tindakan tersebut merusak hak dan kepentingan mahasiswa China serta mengganggu pertukaran budaya normal kedua negara. Mao Ning bahkan menilai kebijakan AS ini mengungkap "kebohongan" AS terkait kebebasan dan keterbukaan yang selama ini digembar-gemborkan.