Internationalmedia.co.id – Hujan deras yang mengguyur wilayah selatan-tengah Vietnam sejak akhir Oktober telah menyebabkan banjir parah, merenggut nyawa sedikitnya 41 orang. Tim penyelamat berjuang mengevakuasi warga yang terjebak dari atap-atap rumah yang terendam banjir.
Kota pesisir Nha Trang, yang terkenal dengan keindahan pantainya, menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak. Seluruh blok kota terendam banjir, dan ratusan mobil tenggelam. Bui Quoc Vinh, seorang pemilik bisnis di Nha Trang, mengungkapkan bahwa restoran dan tokonya di lantai dasar apartemennya terendam air setinggi satu meter.

"Saya khawatir dengan furnitur di restoran dan toko saya, tetapi tentu saja saya tidak bisa berbuat apa-apa sekarang," ujarnya kepada AFP. Ia juga menambahkan bahwa para karyawannya lebih menderita karena rumah mereka terendam banjir hingga dua meter.
Di provinsi Gia Lai dan Dak Lak, tim penyelamat menggunakan perahu untuk membuka paksa jendela dan memecahkan atap rumah, menyelamatkan warga yang terdampar akibat banjir. Kementerian Lingkungan Hidup melaporkan bahwa selain 41 korban jiwa, sembilan orang lainnya masih dalam pencarian.
Lebih dari 52.000 rumah terendam banjir, dan hampir 62.000 orang telah dievakuasi. Beberapa jalan utama masih terblokir akibat tanah longsor, dan satu juta pelanggan kehilangan akses listrik.
Tanah longsor juga terjadi di jalur dataran tinggi di sekitar pusat wisata Dalat, dengan curah hujan mencapai 600 milimeter sejak akhir pekan. Vu Huu Son, seorang pemilik hotel, mengatakan bahwa tanah longsor telah memblokir semua jalan menuju kota, kecuali satu.
Ruas jalan Mimosa Pass sepanjang 100 meter terblokir akibat tanah longsor, dan dua rute lainnya ditutup karena risiko serupa. Perusahaan kereta api Hanoi mengumumkan penghentian sementara beberapa jalur kereta api yang menghubungkan utara dan selatan akibat banjir.
Wakil Perdana Menteri Ho Quoc Dung telah menginstruksikan para pemimpin tiga provinsi yang terdampak banjir, Khanh Hoa, Dak Lak, dan Gia Lai, untuk memobilisasi tentara, polisi, dan pasukan keamanan lainnya guna "segera merelokasi dan mengevakuasi warga" ke daerah aman.
Di kota pesisir Quy Nhon, tim penyelamat membawa makanan dan air ke rumah sakit yang terendam banjir, setelah para dokter dan pasien bertahan hidup hanya dengan mi instan dan air selama tiga hari.

