Berita mengejutkan datang dari Sudan. Internationalmedia.co.id melaporkan, sebuah konvoi bantuan kemanusiaan yang menuju El-Fasher menjadi sasaran serangan brutal. Kejadian memilukan ini mengakibatkan lima pekerja kemanusiaan tewas.
Serangan yang terjadi Senin (2/6) lalu, dekat desa Al-Koma, Darfur Utara, menghancurkan konvoi 15 truk yang diorganisir oleh Program Pangan Dunia (WFP) dan UNICEF. Pernyataan bersama PBB menyebutkan, selain korban jiwa, beberapa truk terbakar dan bantuan kemanusiaan penting rusak parah. Identitas pelaku penyerangan masih belum terungkap, namun lokasi kejadian berada di wilayah yang dikuasai Pasukan Dukungan Cepat (RSF), kelompok paramiliter yang terlibat konflik dengan tentara reguler sejak April 2023.
Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengecam keras peristiwa ini dan mendesak penyelidikan menyeluruh. Juru bicaranya, Stephane Dujarric, menyebut serangan tersebut sebagai "kekerasan mengerikan terhadap personel kemanusiaan," yang merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional. Ia pun menuntut pertanggungjawaban para pelaku.
Ironisnya, kedua pihak yang bertikai, yang sama-sama dituduh memanfaatkan kelaparan sebagai senjata perang dan menghambat bantuan kemanusiaan, saling tuding atas tragedi ini. Konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun telah memaksa empat juta warga Sudan mengungsi, menambah keprihatinan atas krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. Nasib para pengungsi dan masa depan bantuan kemanusiaan di Sudan kini menjadi tanda tanya besar.
