Internationalmedia.co.id melaporkan kabar mengejutkan dari konflik Gaza. Setelah berbulan-bulan disandera, Edan Alexander, warga negara Amerika Serikat dan Israel, akhirnya dibebaskan oleh Hamas. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Hamas melalui pernyataan resmi yang dikutip oleh berbagai media internasional, termasuk internationalmedia.co.id.
Hamas menyebut pembebasan Alexander sebagai bagian dari upaya mediasi untuk mencapai gencatan senjata. Dalam pernyataannya, Hamas menekankan peran mediator dalam proses pembebasan ini, tanpa merinci lebih lanjut identitas mediator tersebut. Pernyataan tersebut juga menyebutkan kontak langsung dengan pemerintah AS sebagai bagian dari proses negosiasi.

Reaksi positif datang dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Netanyahu menyambut hangat kepulangan Alexander dan menegaskan komitmen pemerintah Israel untuk memulangkan semua sandera dan warga negara Israel yang hilang, baik yang masih hidup maupun yang telah gugur. Pernyataan Netanyahu ini menunjukkan niat baik Israel meskipun sebelumnya mereka menyatakan pembebasan Alexander tidak serta merta mengarah pada gencatan senjata.
Sebelumnya, Hamas telah mengindikasikan rencana pembebasan Alexander dalam perundingan gencatan senjata dengan Amerika Serikat. Pembebasan ini juga dikaitkan dengan upaya membuka kembali jalur penyeberangan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang telah diblokade Israel selama lebih dari dua bulan. Kepala tim negosiator Hamas, Khalil Al-Hayya, bahkan menyatakan kesiapan Hamas untuk perundingan intensif guna mencapai kesepakatan akhir, termasuk pertukaran tahanan dan pengelolaan Gaza oleh badan independen.
Kabar pembebasan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai detail negosiasi dan kemungkinan implikasi terhadap konflik yang sedang berlangsung. Apakah ini pertanda gencatan senjata segera tercapai? Pertanyaan tersebut masih menjadi misteri dan terus menjadi sorotan dunia internasional.