Internationalmedia.co.id melaporkan, upaya Palestina untuk mendapatkan resolusi gencatan senjata di Gaza melalui PBB menemui jalan buntu. Setelah Amerika Serikat memveto rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB, Palestina kini berencana meminta Majelis Umum PBB untuk mengeluarkan resolusi serupa. Langkah ini dinilai sia-sia oleh Israel.
Dubes Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyatakan akan mendorong Majelis Umum PBB untuk mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. Langkah ini diambil setelah kegagalan di Dewan Keamanan PBB akibat veto AS. Namun, Dubes Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan rencana tersebut tidak berguna dan meminta negara-negara lain untuk tidak membuang energi. Danon menilai resolusi tersebut justru akan menghambat bantuan kemanusiaan dan lebih mengutamakan agenda politik.

Pernyataan Danon disampaikan setelah voting di Dewan Keamanan PBB yang menghasilkan 14 suara setuju dan 1 suara veto dari AS. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menjelaskan bahwa AS tidak akan mendukung teks yang menyamakan Israel dan Hamas, atau mengabaikan hak Israel untuk membela diri. AS menegaskan komitmennya untuk terus mendukung Israel di PBB.
Rancangan resolusi yang ditolak tersebut menuntut gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Gaza, pembebasan sandera yang ditahan Hamas, dan pencabutan pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Veto AS ini menandai tindakan pertama Washington terkait konflik Gaza sejak Presiden Donald Trump menjabat. Peristiwa ini menjadi sorotan internasional dan menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan perdamaian di Gaza.