Pengumuman mengejutkan datang dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Internationalmedia.co.id melaporkan, Trump berencana mencabut seluruh sanksi terhadap Suriah. Keputusan ini diambil setelah jatuhnya rezim Bashar Al Assad tahun lalu, memberikan kesempatan baru bagi negeri yang dilanda konflik tersebut.
Kabar pencabutan sanksi ini menjadi angin segar bagi pemerintahan Suriah yang kini dipimpin Ahmed al-Sharaa. Trump sendiri mengumumkan rencana ini saat berpidato di Forum Investasi Saudi di Riyadh. Ia menyebut keputusan ini diambil setelah berdiskusi dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
"Suriah telah mengalami banyak tragedi, perang, dan pembunuhan selama bertahun-tahun. Itulah sebabnya pemerintahan saya telah mengambil langkah pertama untuk memulihkan hubungan normal antara Amerika Serikat dan Suriah untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade," ujar Trump seperti dikutip CNN, Rabu (14/5/2025).
Langkah selanjutnya, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah di Turki akhir pekan ini. Trump menyebut sanksi sebelumnya memang penting, namun kini saatnya dicabut.
"Sanksi itu brutal dan melumpuhkan serta berfungsi sebagai fungsi penting – benar-benar penting – pada saat itu. Namun, sekarang saatnya mereka dicabut," kata Trump. "Jadi, saya katakan, ‘Semoga berhasil, Suriah.’ Tunjukkan kepada kami sesuatu yang sangat istimewa," imbuhnya.
Trump berharap pemerintahan baru Suriah dapat menstabilkan negara dan menjaga perdamaian. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad Al-Shaibani, menyambut baik kabar ini dan menyebutnya sebagai awal baru menuju rekonstruksi. Utusan khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, juga memberikan respons positif, menekankan pentingnya pencabutan sanksi untuk pemulihan layanan penting dan perekonomian Suriah.
Langkah AS ini menyusul pencabutan sebagian sanksi oleh Inggris dan Uni Eropa awal tahun ini. Namun, keputusan Trump ini jelas lebih signifikan, menandai babak baru dalam hubungan AS-Suriah setelah bertahun-tahun konflik dan sanksi.