Internationalmedia.co.id melaporkan klaim mengejutkan dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Netanyahu menyatakan militer Israel telah berhasil membunuh Mohammed Sinwar, pemimpin de facto Hamas di Gaza, dan saudara dari mantan pemimpin Hamas yang tewas, Yahya Sinwar. Pernyataan ini disampaikan Netanyahu dalam sidang pleno parlemen pada 28 Mei lalu, seperti yang dilansir internationalmedia.co.id.
Media Israel sebelumnya telah memberitakan Sinwar menjadi target serangan udara di Gaza selatan awal Juni. Israel bahkan mengklaim serangan udara terhadap sebuah rumah sakit di Jalur Gaza selatan pada 14 Mei lalu juga bertujuan untuk menargetkan Sinwar, dengan dalih menghancurkan "pusat komando dan kendali" Hamas yang berada di kompleks rumah sakit tersebut. Pihak Hamas sendiri hingga kini belum memberikan komentar resmi terkait klaim kematian Sinwar.

Mohammed Sinwar sendiri naik menjadi pemimpin de facto Hamas setelah kematian saudaranya, Yahya, dalam serangan Israel di Jalur Gaza Oktober 2024. Yahya dituduh Israel sebagai dalang serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza. Para ahli menilai Sinwar kemungkinan besar juga memimpin sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, setelah tewasnya pemimpin sebelumnya, Mohammed Deif. Posisi Sinwar membuatnya menjadi tokoh kunci dalam negosiasi tidak langsung dengan Israel, khususnya terkait masalah sandera dan pengelolaan sayap bersenjata Hamas.
Kejutan berikutnya datang tiga pekan kemudian. Militer Israel mengumumkan telah menemukan dan mengidentifikasi jenazah Sinwar di sebuah terowongan bawah tanah di bawah Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis, Gaza selatan. Pengumuman ini disampaikan melalui pernyataan resmi militer Israel dan dikonfirmasi oleh Brigadir Jenderal Effie Defrin kepada wartawan. Defrin menjelaskan bahwa identifikasi dilakukan melalui tes DNA dan pemeriksaan lainnya. Militer Israel juga menemukan sejumlah barang milik Sinwar di lokasi tersebut. Klaim penemuan jenazah ini semakin memperkuat pernyataan Netanyahu sebelumnya, namun tetap menimbulkan banyak pertanyaan dan menunggu konfirmasi lebih lanjut dari pihak independen.