Internationalmedia.co.id melaporkan, ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja mereda setelah kedua negara sepakat menarik pasukannya. Kesepakatan ini menyusul tewasnya seorang tentara Kamboja dalam bentrokan di kawasan Segitiga Zamrud pada 28 Mei lalu. Kawasan tersebut merupakan titik pertemuan perbatasan tiga negara: Kamboja, Thailand, dan Laos.
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mengumumkan kesepakatan tersebut melalui akun X-nya. Ia menyatakan kedua negara telah mencapai "kesimpulan positif" dan sepakat untuk menyesuaikan posisi pasukan di titik-titik konflik guna mengurangi potensi konfrontasi. Pertemuan lanjutan dijadwalkan pada 14 Juni mendatang.
Senada dengan pernyataan PM Thailand, Kementerian Pertahanan Kamboja juga mengonfirmasi kesepakatan penarikan pasukan. Mereka menyebut pertemuan kedua militer menghasilkan keputusan untuk menyesuaikan kekuatan dan kembali ke posisi semula demi mengurangi ketegangan. Mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, turut memberikan komentar positif, menekankan pentingnya "saling pengertian" untuk mencegah eskalasi konflik.
Sengketa perbatasan sepanjang lebih dari 800 kilometer antara Thailand dan Kamboja memang telah berlangsung lama, berakar dari masa penjajahan Prancis di Indochina. Meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) pada 2013 memutuskan wilayah yang disengketakan milik Kamboja, Thailand menolak yurisdiksi ICJ. Bahkan, Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, baru-baru ini menyatakan akan kembali mengajukan pengaduan ke ICJ terkait sengketa ini. Namun, kesepakatan penarikan pasukan ini setidaknya memberikan secercah harapan bagi perdamaian di kawasan tersebut. Apakah perdamaian ini akan bertahan? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.
