Penangkapan warga negara China yang beroperasi dekat kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Filipina menjelang pemilu sela menghebohkan. Internationalmedia.co.id melaporkan, pria tersebut tertangkap basah menggunakan alat pengintai canggih, IMSI catcher, yang mampu mencegat komunikasi seluler dalam radius hingga tiga kilometer. Penangkapan ini terjadi Selasa (29/4) lalu, bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya, dua warga China lain juga ditangkap karena kasus serupa.
Menurut juru bicara Biro Investigasi Nasional Filipina, Ferdinand Lavin, pria tersebut sudah tiga kali terlihat di sekitar kantor KPU. Ia juga diketahui mengunjungi lokasi-lokasi penting lainnya, termasuk Mahkamah Agung, Departemen Kehakiman, dan Kedutaan Besar AS di Manila. Lavin menambahkan, pria tersebut menggunakan paspor Macau. Sopir Filipina yang disewanya untuk mengantarnya bekerja sama dengan pihak berwajib dan tidak ditahan.

Kejadian ini terjadi hanya dua pekan sebelum pemilu sela Filipina pada 12 Mei mendatang. Pemilu ini akan menentukan ratusan kursi di DPR dan Senat, serta ribuan jabatan kepala daerah. Kejanggalan ini semakin menarik perhatian mengingat sebelumnya, China juga menuduh Filipina melakukan spionase di wilayahnya. Tuduhan tersebut dibantah Filipina yang menyebutnya sebagai rekayasa.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Kedutaan Besar China di Manila dan KPU Filipina terkait penangkapan ini. Ketegangan antara kedua negara terkait sengketa Laut China Selatan dan hubungan keamanan Filipina-AS, menjadikan insiden ini semakin sensitif dan perlu diwaspadai.