Internationalmedia.co.id melaporkan gelombang penangkapan kedua telah terjadi di Paris menyusul kerusuhan yang meletus saat perayaan kemenangan Paris Saint-Germain (PSG) di Liga Champions. Sebanyak 79 orang ditahan oleh pihak kepolisian Prancis pada Minggu (1/6) waktu setempat, menyusul penangkapan lebih dari 500 orang pada Sabtu (31/5) malam.
Kepala Kepolisian Paris, Lautent Nunez, kepada radio RTL menyatakan bahwa penangkapan ini menyasar individu-individu yang berniat jahat dan bukan pendukung PSG sejati. Kerusuhan yang terjadi di sepanjang Champs-Élysées dan stadion Parc des Princes tersebut mengakibatkan kerusakan besar, termasuk lebih dari 200 mobil yang dibakar dan bentrokan dengan aparat keamanan.
Para pelaku ditangkap karena berbagai pelanggaran, mulai dari merobohkan pembatas jalan dan memblokir jalur lalu lintas di sekitar Paris, hingga merusak pusat bisnis dan menyalakan kembang api secara sembarangan di Champs-Élysées. Tragisnya, kerusuhan ini juga menelan korban jiwa. Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun meninggal dunia setelah ditikam di kota Dax, sementara seorang pria berusia 23 tahun tewas tertabrak kendaraan saat mengendarai skuter di pusat kota Paris. Seorang polisi juga mengalami koma akibat luka yang dideritanya dari ledakan kembang api.
Presiden Emmanuel Macron mengecam keras aksi kekerasan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan yang "tidak dapat diterima". Pihak berwenang menegaskan komitmennya untuk mengembalikan ketertiban dan menindak tegas para pelaku kerusuhan. Investigasi lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengungkap motif dan jaringan pelaku.
