Internationalmedia.co.id melaporkan peristiwa mengejutkan yang mengguncang dunia politik Kolombia. Miguel Uribe, kandidat presiden dari Partai Centro Democratico untuk pemilihan tahun 2026, menjadi korban penembakan saat berpidato di Bogota. Insiden ini menimbulkan pertanyaan besar dan mengundang kecaman luas dari berbagai pihak.
Kejadian nahas itu terjadi Sabtu (7/6) lalu di sebuah taman di Bogota. Menurut laporan internationalmedia.co.id yang mengutip AFP dan BBC, Uribe ditembak tiga kali, dua di antaranya mengenai kepala. Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan momen mencekam saat tembakan dilepaskan dan kerumunan panik berhamburan. Pelaku, seorang remaja berusia sekitar 15 tahun, berhasil ditangkap di tempat kejadian perkara. Dua orang lainnya turut menjadi korban luka dalam insiden tersebut. Sebuah pistol Glock disita sebagai barang bukti.

Uribe, putra dari jurnalis Diana Turbay yang tewas pada 1991 saat diculik kartel narkoba Medellin, dikenal sebagai tokoh politik populer dan berpengaruh di Kolombia. Pengumuman pencalonannya pada Oktober lalu telah menarik perhatian publik. Pemerintah Kolombia, di bawah kepemimpinan Presiden Gustavo Petro, mengecam keras peristiwa ini sebagai tindakan kekerasan yang mengancam demokrasi. Menteri Pertahanan Pedro Sanchez bahkan menawarkan hadiah US$725.000 untuk informasi yang mengarah pada pengungkapan dalang di balik penembakan tersebut.
Informasi yang beredar menyebutkan Uribe ditembak dari belakang. Pihak Partai Centro Democratico mengutuk keras serangan tersebut dan menggambarkannya sebagai ancaman serius terhadap demokrasi dan kebebasan di Kolombia. Kondisi Uribe sendiri kritis, namun setelah menjalani operasi saraf dan vaskular, istrinya, Maria Claudia Tarazona, melaporkan bahwa ia melewati tahap kritis pertama dengan baik. Meskipun demikian, Uribe masih dirawat intensif di Rumah Sakit Santa Fe de Bogota. Penyelidikan intensif terus dilakukan untuk mengungkap motif di balik penembakan ini.