Internationalmedia.co.id melaporkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali mengutarakan niatnya untuk menjadi mediator perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Lebih mengejutkan lagi, Erdogan bahkan ingin melibatkan mantan Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan puncak tersebut. Dalam pernyataan yang dikutip dari AFP, Senin (2/6/2025), Erdogan mengungkapkan, "Harapan terbesar saya adalah dapat mempertemukan Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky di Istanbul atau Ankara, dan jika memungkinkan, mengajak Donald Trump untuk bergabung."
Erdogan menegaskan kesiapan Turki untuk memfasilitasi pertemuan tersebut. Ia menilai pembicaraan yang telah dilakukan merupakan pencapaian besar, terlepas dari serangan balasan Ukraina di wilayah Rusia akhir pekan lalu. Serangan tersebut, yang dinilai sebagai salah satu serangan paling berani dan sukses Ukraina, menargetkan puluhan pesawat pembom strategis di pangkalan-pangkalan Rusia. "Pertemuan itu sendiri sudah merupakan keberhasilan," tegas Erdogan, memuji pembicaraan sebagai "luar biasa".
Pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam itu menghasilkan kesepakatan penting: pertukaran tawanan perang yang terluka parah dan mereka yang berusia di bawah 25 tahun, serta sisa-sisa jasad sekitar 6.000 tentara yang gugur. Erdogan menekankan pentingnya angka-angka tersebut sebagai bukti keberhasilan pertemuan di Istanbul. "Angka-angka yang diberikan oleh Rusia dan Ukraina… sangat penting dalam menunjukkan betapa pentingnya pertemuan Istanbul ini," tambahnya. Keberhasilan ini, menurut Erdogan, menjadi kebanggaan Turki.
