Internationalmedia.co.id melaporkan situasi memprihatinkan di Jalur Gaza. Bantuan tepung yang masuk ternyata tak sampai ke tangan warga yang membutuhkan. Hanya 4.600 metrik ton tepung yang berhasil masuk melalui perlintasan Kerem Shalom, jauh dari kebutuhan 8.000 hingga 10.000 metrik ton. Ironisnya, sebagian besar bantuan tersebut raib.
Wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, mengungkapkan fakta mengejutkan. Tepung tersebut, yang seharusnya cukup untuk menyediakan roti selama delapan hari bagi dua juta penduduk Gaza, banyak yang dijarah oleh geng bersenjata. Sisanya, diambil warga yang dilanda kelaparan luar biasa. Kondisi ini semakin memperparah krisis kemanusiaan di Gaza.

PBB mendesak Israel untuk membuka lebih banyak akses perlintasan guna memperlancar penyaluran bantuan. Situasi ini semakin rumit dengan adanya Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang kontroversial, yang menurut PBB, melakukan distribusi bantuan dengan cara yang meragukan netralitas dan bahkan berpotensi memiliterisasi bantuan kemanusiaan. Tuduhan saling lempar antara Israel, AS, dan Hamas terkait pencurian bantuan semakin memperkeruh keadaan. Sementara itu, ancaman kelaparan di Gaza semakin nyata, dengan jumlah anak-anak kekurangan gizi meningkat drastis. Perlu solusi konkret dan segera untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk ini.