Amerika Serikat mengejutkan dunia dengan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak gencatan senjata di Gaza. Internationalmedia.co.id melaporkan, keputusan ini diambil setelah pemungutan suara pada Rabu (4/6) waktu setempat, dengan skor 14 negara setuju dan 1 negara menolak (AS). Resolusi tersebut menyerukan gencatan senjata tanpa syarat, akses kemanusiaan tanpa batas ke Gaza, dan pembebasan sandera yang ditahan Hamas.
Menlu AS, Marco Rubio, mengatakan veto tersebut merupakan langkah tegas untuk melawan resolusi yang dinilai kontraproduktif dan menarget Israel. Ia menegaskan AS tidak akan mendukung teks yang menyamakan Israel dan Hamas, atau mengabaikan hak Israel untuk membela diri. Lebih lanjut, Rubio menekankan komitmen AS untuk terus mendukung Israel di PBB.

Keputusan AS ini menuai kecaman keras dari berbagai negara anggota DK PBB. Perwakilan China, Fu Cong, menyatakan kekecewaan mendalam atas hasil pemungutan suara. Hal senada disampaikan Dubes Rusia, Vassily Nebenzia, yang menilai AS telah menyia-nyiakan kesempatan untuk menunjukkan komitmen DK PBB dalam menjaga perdamaian internasional. Nebenzia bahkan secara tersirat menuding AS lebih mementingkan "permainan politik" daripada perdamaian. Ketegangan di Timur Tengah pun semakin memanas pasca veto ini.