Internationalmedia.co.id melaporkan, ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) kembali memanas. Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, melontarkan ancaman keras akan menyerang pangkalan-pangkalan militer AS di Timur Tengah jika perundingan nuklir gagal dan berujung konflik militer. Pernyataan tersebut disampaikan Nasirzadeh dalam konferensi pers, beberapa hari sebelum putaran keenam perundingan nuklir antara kedua negara.
Nasirzadeh menegaskan, jika AS memaksakan konflik, maka semua pangkalan militer AS di kawasan tersebut akan menjadi target serangan Iran. Ancaman ini muncul sebagai respons atas pernyataan Presiden AS Donald Trump yang beberapa kali mengancam akan membombardir Iran jika perundingan nuklir tidak menghasilkan kesepakatan baru. Perbedaan jadwal perundingan pun menambah bumbu konflik, dengan Trump menyebut Kamis (12/6) sebagai tanggal perundingan, sementara Teheran menetapkan Minggu (15/6) di Oman.

Iran dikabarkan akan mengajukan usulan balasan atas tawaran AS sebelumnya yang telah ditolak. Trump sendiri menyebut Iran semakin agresif dalam negosiasi. Menambah tensi, Nasirzadeh juga mengumumkan uji coba rudal Iran dengan hulu ledak dua ton, menekankan penolakan Teheran terhadap pembatasan aktivitas balistik dan nuklirnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ayatollah Ali Khamenei pada Februari lalu yang menyerukan pengembangan militer Iran, termasuk program rudalnya. Situasi ini tentu saja meningkatkan kekhawatiran akan potensi konflik berskala besar di Timur Tengah.