Internationalmedia.co.id – Sejumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan mulai memasuki Gaza melalui perbatasan Rafah dengan Mesir pada Minggu pagi. Peningkatan pengiriman bantuan ini menyusul gencatan senjata yang disepakati antara Hamas dan Israel.
Sesuai dengan ketentuan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera, jumlah bantuan yang masuk ke Gaza akan ditingkatkan secara signifikan. Sebelumnya, Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa hanya dua hingga tiga truk yang berhasil masuk setiap harinya hingga Sabtu lalu.

Belum ada informasi pasti mengenai jumlah truk yang telah memasuki Gaza selatan sejak gencatan senjata diberlakukan pada Jumat. Namun, laporan dari Al Jazeera menyebutkan bahwa truk-truk bantuan telah melewati perlintasan Karem Abu Salem (Kerem Shalom bagi warga Israel) dan al-Awja (Nitzana) untuk menjalani pemeriksaan sebelum memasuki Jalur Gaza.
Selain bantuan kemanusiaan, upaya pembersihan puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Kota Gaza juga telah dimulai. Buldoser dikerahkan untuk membersihkan puing-puing, membuka akses bagi para pengungsi yang ingin kembali ke sisa-sisa rumah mereka.
Ali al-Attar, seorang operator buldoser, menggambarkan tingkat kerusakan di Gaza sebagai sesuatu yang "di luar pemahaman". Ia memperkirakan bahwa hanya untuk membuka jalan saja akan memakan waktu setidaknya satu bulan, agar warga dapat mengakses wilayah tersebut.
Al-Attar juga mengungkapkan kondisi buldoser yang ada sangat memprihatinkan. Ia berharap ada bantuan alat berat agar pekerjaan pembersihan dapat diselesaikan dengan lebih cepat. "Buldoser-buldoser itu dalam kondisi buruk. Buldoser yang saya gunakan bocor oli dan membutuhkan perbaikan besar. Sejujurnya, kami membutuhkan 20 kali lipat jumlah buldoser yang kami miliki," ujarnya.
Data terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa sekitar 41.000 unit rumah telah hancur di Kota Gaza saja. Hal ini berarti ada lebih dari 8 juta meter kubik puing yang harus dibersihkan.
Gencatan senjata ini merupakan bagian dari rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Berdasarkan kesepakatan, Hamas memiliki waktu hingga Senin siang untuk menyerahkan 47 sandera yang tersisa, baik hidup maupun mati, dari total 251 sandera yang diculik dalam serangan 7 Oktober 2023.
Sebagai imbalan, Israel akan membebaskan 250 tahanan, termasuk beberapa yang menjalani hukuman seumur hidup atas serangan anti-Israel yang mematikan, serta 1.700 warga Gaza yang ditahan oleh militer sejak perang pecah.
Serangan Israel yang diklaim sebagai balasan terhadap Hamas telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza. Lebih dari 67 ribu orang tewas, ratusan ribu lainnya terluka, dan jutaan orang mengungsi hingga mengalami kelaparan.