Bencana runtuhnya apartemen di Karachi, Pakistan, menambah derita warga. Internationalmedia.co.id melaporkan, angka korban tewas telah meningkat menjadi 21 jiwa hingga Sabtu malam. Tim penyelamat masih berjibaku di tengah puing-puing, mencari kemungkinan adanya korban selamat yang masih tertimbun.
Javed Nabi Khoso, pejabat senior pemerintah distrik, menyampaikan kabar duka tersebut kepada AFP. Ironisnya, gedung tersebut telah dinyatakan tidak layak huni dan surat peringatan penggusuran telah dikirim tiga tahun lalu. Namun, beberapa penghuni membantah menerima pemberitahuan tersebut. Ketidakjelasan ini kini tengah diselidiki.
Insiden yang terjadi Jumat pagi sekitar pukul 10.00 waktu setempat itu diawali dengan suara retakan yang terdengar oleh warga sekitar. Apartemen di kawasan kumuh Lyari, yang dikenal dengan sejarah kekerasan gengnya, ambruk seketika. Kesedihan mendalam menyelimuti warga, seperti yang diungkapkan Dev Raj (54), yang putrinya terjebak di bawah reruntuhan. "Putriku, yang baru menikah enam bulan lalu, kini tertimbun puing-puing," ujarnya pilu kepada AFP. Tragedi ini menyoroti pentingnya pengawasan bangunan dan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan di Pakistan.
